bekerja dengan keberkahan

bekerja dengan keberkahan
masjid AL-BARKAH Kota Bekasi

Selasa, 10 Juli 2012

Pelmas Sambil Rayakan Milad LKM Bakti Mandiri


Pada 21 Februari 2012, kami mengadakan syukuran kecil-kecilan. Karena sehari sebelumnya, yaitu 20 Februari 2012, adalah hari jadi LKM Bakti Mandiri yang ke-12. Syukuran ini dihadiri oleh lurah, sekretaris kelurahan, Ekbang dan juga Koorkot Bekasi.
Acara syukuran bertepatan dengan diadakannya Pelatihan Masyarakat (Pelmas) yang dilaksanakan selama dua hari, yakni 20 - 21 Februari 2012, sehingga masyarakat yang waktu itu diundang sebagai peserta pelatihan, turut meramaikan Hari Jadi LKM Bakti Mandiri.
LKM Bakti Mandiri terbentuk pada tanggal 20 Februari 1999, dengan nama BKM Paguyuban Bakti Mandiri. Awalnya BKM/LKM mendapat bantuan dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dengan nilai Rp250 juta, yang lebih diperuntukkan kepada bantuan modal usaha atau ekonomi.

Pada tahun 2008, BKM/LKM Paguyuban Bakti Mandiri menerima program lain, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang lebih menekankan pada pemberdayaan aspek Tridaya yaitu Lingkungan, Sosial dan Ekonomi. Dari PNPM, kami mendapat bantuan sebanyak tiga putaran. Pada putaran pertama dan kedua, kami mendapat bantuan sebesar Rp350 juta, sedangkan putaran ketiga sebesar Rp200 juta.
Dengan adanya PNPM pembangunan di wilayah Kelurahan Jatisari menjadi lebih baik, karena jalan-jalan yang tadinya masih tanah sekarang sudah dibeton dan dipaving. Rumah tidak layak huni pun sudah banyak yang telah jadi layak huni. Kegiatan ekonomi juga mengalami kemajuan, walau tidak banyak. Karena, dengan adanya PNPM, banyak warga yang mempunyai usaha, terbantu dengan bantuan pinjaman modal usaha untuk mereka. Untuk kegiatan sosial pun kami telah mengadakan pelatihan membuat kue dan bantuan peralatan untuk Posyandu se-Kelurahan Jatisari.

Pada masa kepengurusan saat ini LKM Bakti Mandiri mempunyai tiga generasi kepengurusan, yang mudah-mudahan bertambah solid. Generasi pertama, ada Bapak Subagyono sebagai pendiri sekaligus koordinator, hingga kini. Generasi kedua adalah Ibu Syamsuri atau Ibu Soemaryati dan Ibu Novi, yang mulai bergabung pada tahun 2008, tepat ketika PNPM masuk ke Kelurahan Jatisari. Generasi ketiga, ada muda-mudi yang ikut meramaikan kiprah LKM, yaitu Ibu Rika, Ibu Yayuk, dan yang lebih baru lagi, Ibu Dewi. (PL)

Menghijaukan Rumput Sendiri


Fasilitator merupakan aset yang sangat berharga. Satu bagian terpenting dari bagian penting lain dalam suksesnya PNPM Mandiri Perkotaan. Satu bagian yang dapat membuat halaman pemberdayaan menjadi lebih hijau dari kondisi semula. Satu bagian yang mendorong terjadinya perubahan pada hijaunya rumput di kebun kita.
Agar fasilitator menjadi tangguh, berbagai upaya telah dilakukan. Upaya untuk mewujudkan fasilitator yang andal mengatasi berbagai tantangan dan tahan terhadap terpaan badai. Berbagai upaya telah dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum. Diawali dengan pelatihan dasar, pelatihan madya dan pelatihan utama, dilanjutkan dengan coaching dan OJT. Dibekali berbagai tips dan trik pemberdayaan, fasilitator juga diapresiasi dengan imbalan jasa dan award.
Di beberapa kota/kabupaten lainnya, pemampuan dan peningkatan keberdayaan fasilitator ditempuh dengan berbagai inovasi dan kreativitas secara swadaya. Upaya yang dilakukan, antara lain, inisiasi pembentukan forum fasilitator, koperasi, arisan, asuransi atau studi banding. Bahkan muncul ide dari seorang teman: pertukaran fasilitator antarkota/kabupaten atau lintas provinsi.
Terbersit dari Sukiyat, pelopor mobil “esemka”, yaitu 3 N—Niteni, Niru dan Nambahi. Atau ATM—Amati, Tiru dan Menambahkan. Kegiatan refreshing oleh Divisi Wisata teman-teman Kabupaten Sukoharjo (Baca: Reorganisasi Koperasi Forum Faskel Sukoharjo, edisi 20 Januari 2012), coba kami terapkan di Kota Bekasi. Pertemuan full team dikemas sebagai media refresh dan memperkuat ke-solid-an personel. Acara digelar pada 14 Januari 2012 di Desa Ciwangi Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut.
Pertemuan full team diawali dengan kegiatan Lintas Kampung. Seluruh peserta dibagi dalam tiga grup, yaitu Grup Anggur, Grup Apel dan Grup Durian. Setiap grup dilepas secara berurut, dengan jeda 15 – 20 menit. Grup Anggur dilepas pada pukul 07.05 WIB, Grup Apel pada pukul 07.25 WIB dan Grup Durian pukul 07.40 WIB.

Grup Durian Mencapai Pos 1

Grup Anggur tiba di Pos 2

Bersama Ketua DKM di Pos 3

Menyeberang secara estafet
Setiap grup harus melintasi 3 kampung yang terdiri dari 6 pos dan dipandu oleh 33 titik penunjuk arah. Setiap grup juga dibekali berbagai alat, yaitu bendera, spanduk, paku payung, pen, kertas, pensil warna, penggaris, gunting, puzzle, spidol dan peta buta.
Di setiap pos, seluruh anggota grup harus bahu membahu melaksanakan tugas sesuai POB yang dibuat panitia. Di Pos 1, Kampung Manyah Beureum, tugasnya adalah merangkai puzzle bersama anak-anak di sekitar pos dan mengenal identitas mereka. Memasuki Pos 2, Warung Pa’ Emod, belanja beberapa jenis makanan dan minuman. Sementara di Pos 3, Mushola Kampung Lebak Jaya , setiap grup harus mengenali sejarah dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus mushola tersebut serta memberikan sumbangan.
Berselang 15 menit, di Pos 4, tugas yang harus dilaksanakan adalah memasang spanduk dan melakukan penyeberangan secara estafet. Di Pos 5, Sawah Kampung Bojong, jarak terjauh yang harus ditempuh setiap peserta, setiap grup harus menggambar sejauh mata memandang di dekat pos tersebut. Selepas lukisan jadi, di Pos 6, pos terakhir yang berdekatan dengan sebuah jembatan, tugas yang diemban adalah memasang bendera grup dan membuat bendungan batu. Sepanjang perjalanan, setiap grup juga bertugas untuk mengumpul 7 jenis bunga yang berbeda warna.

Melukis di batas kampung, Pos 5

Gelaran pertemuan full team
Pukul 13.15 WIB, setelah badminton, memancing dan makan siang, kegiatan dilanjutkan dengan  pertemuan full team.
Acara diisi dengan sekilas informasi terkait rencana kunjungan BKM Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau, “Paturay Tineung” personel yang pindah tugas ke kota lain dan pengumuman pemenang Lintas Kampung.
Grup Anggur keluar sebagai the champhion. Di posisi kedua Grup Apel dan posisi terakhir diisi Grup Durian. Hadiah berupa makanan dan minuman, selanjutnya dinikmati bersama. Tepat pukul 16.30 WIB, seluruh personel kembali bergerak menuju Kota Bekasi. Siap menunaikan amanah dengan semangat yang terbarukan. Semoga. (OC 4 Jabar)

Sabtu Sore Bersama ILO di Duren Jaya


Sabtu sore, tanggal 10 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 WIB, LKM Duren Jaya kedatangan tamu istimewa dari International Labour Organization (ILO). Cukup membuat surprise dan tentu terselip kebanggaan. Bukan saja bagi LKM dan Tim 01, tapi juga bagi masyarakat Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur.
Tim ILO terdiri dari Manchin Hirsch, Celine Felix (asal Prancis), Sebastiano Snider (asal Italia) dan Abdul Hakim (Indonesia). Di buku tamu tertulis “service civique gouv so wil pituti jboss adrisng gop”, yang artinya kira-kira “kunjungan pelayanan sipil untuk meningkatkan pelayanan, serta mempengaruhi pemerintah dalam membuat kebijakan”.
Tim disambut dengan keramah-tamahan khas Indonesia, yaitu senyum dan wajah sumringah. Ditambah aneka buah dan jajan pasar yang siap dicicipi, terhidang di atas meja. Tetamu dipersilakan duduk di kursi yang sudah disiapkan di Aula Kelurahan Duren Jaya.
Pose bersama di depan aula kelurahanLKM Duren Jaya dalam temu dengan Tim ILO
Sejenak melepas lelah, tanpa formalitas, meluncurlah ucapan selamat datang dari Koordinator LKM Duren Jaya Sumardiyono. Perkenalan terjalin penuh keakraban antara kedua belah pihak. Dilanjutkan dengan pemaparan profil LKM lewat tayangan infocus.
Banyak hal yang dipaparkan serta tanya yang disampaikan, meliputi kegiatan LKM dalam melaksanakan PNPM, pelayanan apa saja yang diberikan kepada masyarakat, apa yang menjadi indikator dalam menentukan masyarakat  miskin, bagaimana mengatasi kendala kemacetan ekonomi bergulir, kendala dan kiat apa yang dilakukan LKM dalam mengatasi permasalahan yang sering timbul, ketidaktepatan sasaran penerima manfaat, serta harapan LKM ke depan.
Manchin Hirsch sempat menanyakan, jika ingin melakukan perubahan apa yang akan diubah. Ia juga menyatakan kepuasan pribadi dan tim atas kunjungannya ke Duren Jaya.
Selanjutnya adalah penyerahan cinderamata dari ILO berupa buku-buku tentang proteksi tenaga kerja anak-anak, bacaan untuk mengajari anak-anak tentang pendidikan, apa yang harus dilakukan serta ajakan kembali bersekolah.
Tim ILO akrab dengan anak-anak RW 6Tim ILO didampingi ketua PAKEM Griya Firdaus, meninjau
rehab Rutilahu
Di akhir kunjungan, LKM Duren Jaya mengajak Tim ILO untuk melihat dokumentasi foto kegiatan LKM, KSM dan Tim 01 serta foto bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke RW 06 untuk melihat hasil PNPM maupun PAKET, seperti pembuatan jalan, saluran dan renovasi rutilahu.
Yang sangat menggelitik memang, ketika tiba di RW 06, kemanapun rombongan berjalan, warga mengikuti mereka dengan antusias dan penuh tanya. Terutama anak-anak, yang tertawa lepas dan berteriak kegirangan ketika diambil fotonya oleh Celine Felix.
Sabtu sore di Duren Jaya, menyisakan harapan lain, akankah ada kelanjutannya bagi program pemberdayaan masyarakat umumnya, serta masyarakat  Duren Jaya khususnya. Semoga. (OC 4 Jabar)

The Ojekers


Setiap orang mempunyai keinginan untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Meski 1001 macam cara orang mencarinya, perjalanan hidup tidak semuanya mulus sesuai keinginan dan harapan. Bukan karena nasib semata, karena semua orang dapat mengubah hidupnya untuk menjadi lebih baik. Perubahan bisa terjadi jika dilakukan dengan bekerja keras, sungguh-sungguh dan ulet.
Pekerjaan jasa sebagai pengojek—atau kerennya, Ojekers—bukan merupakan perwujudan dari sebuah cita-cita, melainkan sebuah tanggung jawab demi memenuhi kebutuhan dan melanjutkan hidup. Manakala tidak mempunyai keahlian dan keterampilan, pilihan terakhir yang dilakukan, antara lain, menjadi Ojekers.   
Sosialisasi pinjaman bergulir pada para Ojekers
Ojekers dapat membawa hasil dari usahanya setelah seharian menjelajah kota dan mengantarkan penumpang ke tempat tujuannya. Terik dan hujan, tingkat kemacetan dan polusi udara menjadi teman dalam tancapan gas dan tarikan rem. Banyaknya angkutan umum yang masuk ke kompleks perumahan dan persaingan antarpenggeliat roda dua itu sendiri menyebabkan  pendapatan Ojekers semakin berkurang. Hampir di seluruh perempatan atau pintu masuk ke sebuah kompleks, dipastikan ada Ojekers.
Bermodalkan sepeda motor saja tidak cukup bagi para Ojekers. Tertib lalu lintas harus diterapkan oleh semua orang. Kendaraan yang layak, penggunaan helm dan perlengkapan lainnya, surat-surat kendaraan serta identitas pribadi dan Surat Ijin Mengemudi (SIM) pun menjadi hal yang sangat penting dalam penerapan tertib lalu lintas.
Ojekers yang tergabung di Pangkalan Pohon Ceri dan Pangkalan Pos RW IV Kelurahan Pekayon Jaya, menjadi KSM Ojek I dan II, yang mendapatkan pinjaman bergulir dari UPK BKM Amaliah Jaya. Pada 10 Maret 2011, sejumlah 20 Ojekers mendapat pinjaman sebesar Rp400.000 per orang untuk masa pinjaman selama tiga bulan.
Dana tersebut dialokasikan untuk pembuatan SIM C dan perawatan motor. Selanjutnya pada awal Oktober 2011, digulirkan kepada 20 Ojekers, KSM Ojek III dan IV, yang tergabung di Pangkalan Blok CC RW 18 dan Darussalam RW 10 Kelurahan Pekayon Jaya.
Penandatangan akad dan serah terima pinjamanKoordinator BKM H. Misin (kiri), bersama para
Ojekers Pangkalan Pos
Salah satu penerima manfaat dari Ojekers yang mendapatkan pinjaman, Saiful (25 tahun), warga RT 13 RW 4 mengatakan, kegiatan yang baru dipelopori oleh UPK BKM Amaliah Jaya tersebut sangat membantu kelancaran usahanya. Dia pun semakin giat mencari rezeki.
Kemaren-maren kalau saya dapet sewa jauh, rada-rada takut bawa penumpang karena saya tidak mempunyai SIM C. Setelah ada kegiatan ini, saya tidak sungkan narik sewaan hingga sampai ke timur Ibukota,” ujarnya.
Lancarnya Ojekers dalam dalam pemenuhan kewajibannya pada UPK BKM Amaliah Jaya menjadi harapan bagi Ojekers lainnya. Terdapat sekitar 60 Ojekers di 5 pangkalan yang telah masuk dalam daftar tunggu. (OC 4 Jabar)

Bersama Melayani Masyarakat


Keberadaan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Candrabaga di Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi mempunyai peranan penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan.
Sebagai perwujudan dari lembaga masyarakat yang dibangun oleh, dari, dan untuk masyarakat, BKM Candrabaga berupaya semaksimal mungkin untuk memfasilitasi dan melayani masyarakat miskin.
Pemanfaatan bantuan langsung masyarakat (BLM) untuk kegiatan tridaya oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM) selain kegiatan infrastruktur, BKM Candrabaga juga melakukan inisiasi kegiatan sosial berkelanjutan. Upaya tersebut diawali dengan pembangunan Posbindu di RT 03/14.
Pembangunan Posbindu dilaksanakan pada tahun 2009 oleh KSM Cerah, dengan total pembiayaan Rp 52.670.000, terdiri atas Rp21,6 juta bersumber dari BLM dan realisasi swadaya masyarakat sebesar Rp31.070.000.
Bekerja sama dengan Puskesmas Kranji, selanjutnya UPS BKM Candrabaga melaksanakan kegiatan pengobatan gratis bagi para lansia. Kegiatan pengobatan gratis ini dilaksanakan dengan melibatkan PKK sebagai relawan yang aktif. Didampingi pula oleh Dr. Sari dari Puskesmas Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat.
Program ini sudah berjalan sejak Februari 2010 dan dilaksanakan secara rutin pada minggu ketiga setiap bulannya. Program pengobatan gratis meliputi pemeriksaan kesehatan, pemberian obat, tes gula darah, pemeriksaan tekanan darah dan pemberian makanan tambahan.
Keberadaan Posbindu di Kelurahan Kranji semakin berkembang. Kini Posbindu telah dilengkapi dengan alat-alat kesehatan, antara lain tensi, timbangan, terapi kesehatan, cek gula darah, kolestrol dan termometer.
Selain digunakan untuk kegiatan pengobatan gratis, Posbindu ini juga digunakan untuk kegiatan pengajian dan pertemuan BKM/KSM. (OC 4 Jabar)

Rabu, 20 Juni 2012

Akses KUR nan berliku


Kegiatan channeling khususnya akses KUR di Kota Bekasi, bagai tumbuhnya jamur di musim hujan. BKM bersemangat untuk menjalin kerjasama dengan perbankan. Tentu saja semangat ini tidak timbul dengan sendirinya.
Bagi BKM, kegiatan channeling merupakan solusi untuk KSM ekonomi bergulir yang ingin meminjam lebih dari Rp2 juta dan melayani KSM ekonomi bergulir yang belum terfasilitasi serta memberikan akses tambahan modal kepada masyarakat "non bankable". Channeling juga menjadi satu terobosan, bagi UPK BKM yang  sudah tidak  melaksanakan perguliran alias macet total.
Diawali pada April 2009 ketika Kota Bekasi menjadi Pilot Project kegiatan channeling dengan lembaga keuangan mikro. Dengan iniasi Bank Dunia, BKM diajak untuk bermitra dengan KSP Swamitra binaan Bank Bukopin. Memorandum of Understanding (MOU) atau nota kesepahaman terjalin antara BKM Kelurahan Jatiwaringin dan BKM Kelurahan Pekayon Jaya.
Pose bersama selepas penandatanganan MOU, pada 17 Maret 2011
Perjalanan channeling ini tidak mulus,sempat pasif beberapa bulan karena pihak BKM dan swamitra masih berbeda pandangan tentang kriteria dan syarat-syarat pemberian pinjaman. Pendekatan terus dilakukan agar kegiatan channeling dapat terealisasi. Hingga masa berlaku MOU habis,channeling tersebut hanya mampu memfasilitasi enam orang anggota KSM dengan total pinjaman Rp48 juta.  
Tidak berkembangnya channeling dengan KSP Swamitra tidak lantas upaya dalam melakukan channeling terhenti. Pembelajaran ber-channelingbersama perbankan lantas ditempuh dengan melaksanakan sosialisasi kredit mikro di tingkat kelurahan.
Sosialisasi dilaksanakan di empat kelurahan, yaitu Jatiwaringin (pada 9 April 2010), Pekayonjaya (pada 20 Mei 2010), Durenjaya (pada 30 Juni 2010) dan Kayuringin Jaya (pada 8 Maret 2011).
Sosialisasi dilakukan dengan mengundang beberapa perbankan dan lembaga keuangan mikro, yaitu KSP Swamitra, BRI, BNI, BSM dan Bank Jabar Banten. Kegiatan sosialisasi tidak hanya berkaitan dengan program KUR, tapi berkembang pada produk lainnya (kredit komersial, deposito, dan lain-lain) dan adanya testimoni dari nasabah yang telah berhasil.
Hikmah dari kegiatan ini adalah masyarakat miskin mendapat informasi secara langsung dari perbankan dan lembaga keuangan. Mereka dapat secara cerdas membandingkan serta memilih perbankan atau lembaga keuangan mana yang paling memberikan kemudahan (syarat), keringanan (bunga, biaya administrasi – provisi), dan besaran pagu pinjaman yang akan diajukan.
Akses KUR oleh BKM, terutama di BRI, mengalami peningkatan yang cukup pesat pasca penandatanganan MOU antara BRI Cabang Kota Bekasi dengan FBKM Kota pada 17 Maret 2011. Sebelumnya, akses KUR dilakukan oleh 5 kelurahan. Saat ini , akses KUR telah dilakukan oleh 14 kelurahan. Nasabah yang telah terfasilitasi berjumlah 207 orang, terdiri dari 108 laki-laki dan 99 perempuan, total pinjaman sejumlah Rp1.266.000.000.  
Di balik keberhasilan yang telah dicapai BKM dalam fasilitasi warganya untuk melakukan akses KUR, masih terdapat beberapa kendala dan atau permasalahan.
Beberapa kendala dimaksud, antara lain: BKM semata sebagai perlintasan, hanya pemberi rekomendasi.  Setelah nasabah terfasilitasi, inventarisasi data dari perbankan tidak berjalan lancar, komunikasi dan koordinasi pun masih lemah, selain itu, sama sekali tidak ada imbal jasa pada BKM. BOP BKM malah tergerus untuk kegiatan survai, penagihan dan pengurusan hal lainnya.  
Kendala lain, dalam bank yang sama, terjadi penerapan kebijakan yang berbeda dalam penerapan jaminan. Sementara satu bank tetap bertahan dengan pagu pinjaman minimal Rp50 juta, jumlah pinjaman yang dapat diakses oleh masyarakat apabila usahanya telah bernilai 10 kali lipat.    
Memang berliku upaya yang harus ditempuh oleh BKM dan masyarakat untuk melakukan akses KUR. Apalagi jika pinjaman yang diajukan jumlahnya kecil (kelas retail), rumah masih sewa/kontrak, tanah belum bersertifikat atau masih AJB dan persoalan lainnya. Namun, semoga tetap ada jalan. Insya Allah. (OC 4 Jabar)


Selasa, 18 Oktober 2011

Bukan Supaya Kesohor

Menyikapi keberadaan anak yatim piatu dan dhuafa di wilayahnya, LKM Sejahtera Kelurahan Jatibening Baru kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi, menggagas sebuah kegiatan. LKM mencoba untuk turut menyejahterakan mereka. Di bawah kendali UPS, LKM membentuk sebuah wadah, yaitu Wadah Yatim Piatu dan Dhuafa.


Wadah tersebut dibentuk melalui beberapa tahapan dan hingga saat ini terus dilakukan penyempurnaan. Langkah pertama yang dilakukan LKM adalah menyusun kepengurusan, merumuskan program kerja, visi-misi, mekanisme pengumpulan dana dan pelaporannya serta merancang website. Langkah berikutnya, melakukan pendekatan pada perorangan dan lembaga yang ada untuk menjadi mitra. Pada tahap tersebut, diperoleh 20 orang donatur tetap. Selanjutnya dilakukan pendataan anak yatim piatu dan dhuafa. Berdasarkan pendataan yang dilakukan UPS, di kelurahan Jatibening Baru yang terbagi dalam 11 RW dan 75 RT, terdapat 78 anak yatim piatu dan 25 dhuafa.


Pada 12 Mei 2011, untuk pertama kalinya, LKM melakukan pemberian santunan pada 20 orang anak yatim piatu dan dhuafa dari RW 3 dan RW 11. Setiap orang mendapatkan dana sejumlah Rp. 50.000 dan sembako. Kegiatan serupa dilakukan pada 25 Juni 2011, 20 orang (RW 4 dan RW 9) dan 30 Juli 2011, 15 orang (RW 2 dan RW 9).


Memeriahkan Ramadhan 1432 H, kegiatan pemberian santunan ke-4, dilakukan pada 19 Agustus 2011. Bertempat di aula kelurahan, ditampilkan hiburan musik gambus dari Tim Marawis RW 3, kultum oleh Ustad H. Wahyudin Majid, S.Ag. dan sekaligus buka bersama. Turut hadir dalam acara tersebut perwakilan dari LKM sekecamatan Pondok Gede, Lurah, Ketua PKK, Kepala Babinsa dan tokoh masyarakat setempat.


Dalam laporannya, Sayadi, SE, koordinator LKM Sejahtera, menyampaikan bahwa pemberian santunan ke-4 dilakukan berkat kerja sama antara LKM, pihak kelurahan, PKK dan warga. Melalui donatur tetap dan swadaya masyarakat, dalam waktu 1 minggu terkumpul dana Rp. 7.500.000. Santunan diberikan pada 55 anak yatim piatu dan dhuafa dari RW 2,3,4,9 dan 11.


Lurah Jatibening Baru, Kusnaedi, SE, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kegiatan positifi yang telah dilakukan LKM. Diiringi niat ikhlas, beliau berkeyakinan bahwa kegiatan tersebut akan dicatat sebagai amal baik. Selanjutnya beliau berharap, kegiatan tersebut akan terus berlanjut dan dapat menjadi contoh bagi pihak lainnya. Beliau berpandangan, kegiatan tersebut akan menjadi mudah jika dilakukan secara bersama-sama dan hasilnya akan optimal jika dilakukan dengan managemen yang baik.


LKM Sejahtera telah mencoba untuk tampil di depan. Bukan untuk dikenal apalagi kesohor. Semata untuk berbagi. Hal tersebut segaris dengan kultum yang disampaikan oleh H. Ustad Wahyudi Majid, S.Ag. Shaum dapat menjadi media menuju insan bertaqwa. Menjadi manusia yang memiliki sikap, hati dan jiwa yang penuh dengan tawadhu. Manusia yang rendah hati.


Kontak :

Sayadi, SE, koordinator LKM Sejahtera (021-91897148).

Ibnu Mas’ud, UPS LKM Sejahtera (021-95557776).


http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=3969&catid=3&