bekerja dengan keberkahan

bekerja dengan keberkahan
masjid AL-BARKAH Kota Bekasi

Rabu, 10 Agustus 2011

KOTA BEKASI SELENGGARAKAN GELAR KARYA PNPM MP

PNPM MP Kota Bekasi pada 21 – 22 Juli 2011, melaksanakan acara Gelar Karya untuk pertama kalinya. Bertempat di Balai Patriot, Gelar Karya dilaksanakan sebagai bentuk sosialisasi massal di tingkat kota. Acara Gelar Karya diikuti oleh seluruh kelurahan yang tergabung dalam stan masing-masing kecamatan. Selain itu, turut hadir pula stan Korkot, Kapermas, STMIK Bani Saleh, Unisma, BNI, RS Jatimulya, Sari Sedap dan KSM binaan BKM. Selain menampilkan program, progres dan kegiatan, ditampilkan pula produk unggulan KSM/kelompok binaan dari setiap wilayah.

Gelar Karya PNPM MP, dibuka secara resmi oleh Plt Walikota Bekasi, H. Rahmat Effendi. Dalam acara pembukaan tersebut, Plt Walikota juga berkesempatan menyerahkan sertifikat penghargaan pada BKM dan KSM Berprestasi. BKM penerima penghargaan, yaitu kelurahan Perwira, Pekayonjaya, Jaticempaka, Jatisari, Jatimakmur dan Harapanjaya. Sementara untuk KSM Berprestasi, penghargaan diberikan pada KSM Wargajaya kelurahan Sepanjangjaya Kecamatan Rawalumbu, kategori jalan/drainase dan KSM Renggani kelurahan Arenjaya Kecamatan Bekasi Timur untuk kategori gedung/bangunan.

Selepas penyerahan award untuk BKM dan KSM berprestasi, dilakukan penandatanganan mou antara FBKM Kota dengan beberapa pihak, yaitu STMIK Banis Saleh, Unisma, PT Jamsostek dan RS Jatimulya. Kedua belah pihak bersepakat untuk mengadakan kerja sama dalam bidang pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan SDM dan kemitraan. Kegiatan yang menjadi agenda ke depan, antara lain : pelatihan IT bagi BKM/KSM, pelatihan seni fotografi, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan.

Sebagai bentuk kepedulian, dalam acara Gelar Karya juga dilakukan penyerahan santunan untuk anak yatim. ZIS yang terhimpun dari personil PNPM MP dan Kapermas (Kantor Pemberdayaan Masyarakat) Kota Bekasi, diserahkan pada 12 anak mewakili 12 kecamatan.

Pada hari kedua, Gelar Karya PNPM MP diisi dengan Lomba Mewarnai, Lomba Menggambar dan Lomba Baca Puisi. Sebelumnya, dalam Lomba Photo PNPM MP, telah dilakukan penilaian terhadap 60 karya yang telah dikirimkan oleh 34 BKM. Photo dari kelurahan Perwira, keluar sebagai photo favorit pilihan pengujung. Sementara photo dari kelurahan Jatirahayu, Pekayonjaya dan Jatimelati.

Pada pukul 16.00 WIB, selepas penyerahan trofi dan hadiah, acara Gelar Karya PNPM MP ditutup oleh Kepala Kapermas, Drs. H. Husni Tarigan. Dalam sambutannya, disampaikan ucapan terima kasih pada seluruh pihak yang telah berpartisipasi menyukseskan acara Gelar Karya. Beliau berharap, acara Gelar Karya dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun.



ADA PELANGI DI KOTA BEKASI

Rangkaian kegiatan Lokakarya Kecamatan di Kota Bekasi, telah selesai dilaksanakan. Perubahan telah terjadi. Tahun lalu, lokcam terlaksana di 9 kecamatan. Tahun ini, terlaksana di seluruh kecamatan, yaitu 12 kecamatan.

Aneka rupa dan peristiwa dalam lokcam sangat beragam. Persiapan di tataran konsultan, lokcam merupakan target dari kinerja 100 hari terhitung 1 April 2011. Melalui pertemuan di tingkat SF dan dikuatkan dalam pertemuan seluruh personil, belajar dari lokcam tahun 2010, mekanisme lokcam telah tersampaikan pada seluruh tim. Kantor Pemberdayaan Masyarakat (Kapermas), selaku Satker PIP Kota Bekasi, menyiapkan dana stimulant lokcam sejumlah Rp. 1.000.000. Dana tersebut dialokasikan untuk konsumsi peserta lokcam sejumlah 50 orang.

Meskipun surat edaran dari pemkot belum selesai dan dana dari Kapermas belum cair, Tim 4 bersama BKM sekecamatan Jati Sampurna, berani maju lebih dulu. Lokcam digelar pada 24 Mei 2011 yang dibuka secara resmi oleh Camat Jati Sampurna. Spanduk terpasang di dalam dan luar aula. Umbul-umbul dari 5 BKM, berkibar di seputar halaman kantor kecamatan.
Pada 27 Mei 2011, dilakukan pertemuan antara Satker, SF, PJOK dan Kapermas. Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan lokcam di Jati Sampurna sebagai gambaran untuk lokcam di 11 kecamatan lainnya. Pada pertemuan tersebut, Satker menyerahkan dana stimulan lokcam pada seluruh PJOK. Berikut kuitansi, faktur dan daftar hadir sebagai bahan LPJ pasca kegiatan lokcam.
Lokcam selanjutnya dilaksanakan pada 31 Mei 2011 di aula kelurahan Jatiasih. FBKM Jati Asih berhasil mengadakan kerjasama dengan BTN. Selain mendapat konsumsi, seluruh peserta mendapatkan tool kit partisipasi dari BTN. Dalam acara lokcam juga dihadirkan berbagai produk dari KSM binaan BKM dan warga, antara lain : boneka, makanan dan aksesoris. Acara berlangsung hingga pukul 15.30 WIB.

Pada 9 Juni 2011, secara bersamaan digelar lokcam di dua kecamatan, yaitu Bekasi Utara dan Pondok Gede. Lokcam di Bekasi Utara, dihadiri oleh 2 orang anggota DPRD, 3 kepala unit BRI dan perwakilan dari BRI Cabang Kota Bekasi. Pendopo kecamatan tampak meriah dengan parade photo dan produk KSM dari seluruh BKM. Sementara di Pondok Gede, selain menampilkan produk KSM, lokcam menjadi beda. BNI hadir dengan personil yang cukup lengkap. Hampir seluruh divisi hadir. Bahkan kepala cabang, turut memberikan sambutan.

Lokcam di Mustika Jaya yang dilaksanakan pada 14 Juni 2011, meski tanpa sponsor, muncul hal baru. Pada acara tersebut dilakukan pelantikan FBKM Kecamatan Mustika Jaya oleh FBKM Kota. Pada 21 Juni 2011, Lokcam dilaksanakan di kecamatan Rawa Lumbu dan Bekasi Selatan. Di kecamatan Rawa Lumbu turut memberikan materi adalah perwakilan dari Himpunan Pedagang Kaki Lima dan BRI Unit Rawa Lumbu. Sementara di Bekasi Selatan, turut hadir anggota DPRD.

Gelaran berikutnya dilaksanakan pada 22 Juni 2011 di kecamatan Medan Satria. Lokcam dilaksanakan dengan mengikuti pola di Bekasi Utara. Turut berpartisipasi PT Arnolt dan BRI Unit Kranji. BKM menampilkan dokumentasi kegiatannya dan produk KSM turut dipasarkan. Pada lokcam ke-9 dan ke-10, yaitu di kecamatan Bekasi Barat dan Pondok Melati (30 Juni 2011), BNI hadir dan berpartisipasi langsung dalam kegiatan tersebut. Di Bekasi Barat, terjadi kekeliruan dalam penyediaan konsumsi. Sementara di Pondok Melati, seluruh koordinator BKM mendapat souvenir.

Pada 5 Juli 2011, Lokcam di Bantar Gebang, turut dihadiri oleh sebuah yayasan yang bergerak dalam usaha pengolahan limbah plastik. Lokcam terakhir di Bekasi Timur, 7 Juli 2011, acara berjalan di luar perkiraan alias tidak sesuai rencana. Lokcam di Bekasi Timur, berbarengan dengan Rapat Paripurna DPRD yang dilaksanakan berkaitan dengan wafatnya Ketua DPRD, Drs. H.Azhar Laena. Acara lokcam dimulai pada pukul 09.30 WIB. Dibuka oleh Sekcam, sambutan perwakilan LPM Kota Bekasi berubah layaknya narasumber memberikan materi. Pada pukul 10.30 WIB, acara dilanjutkan dengan arahan dari Camat, Kepala Kapermas selaku Kepala Satker , sosialisasi BNI dan arahan Tim Stimulan. Lokcam ditutup pada pukul 12.15 WIB.

Selain menguatkan keberadaan FBKM di setiap kecamatan dengan program kerja yang terencana dan meningkatkan koordinasi antara FBKM Kota dan FBKM Kecamatan, lokcam tahun 2011 menjadi titik tolak untuk MERAIH ESOK yang lebih baik. Berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya, akan menjadi warna tersendiri bagi perjalanan PNPM MP di Kota Bekasi. Sementara dari output dan outcome yang ada, akan menjadi catatan lain bagi seluruh pelaku PNPM MP. Ada Pelangi di Kota Bekasi.

KERUPUK

HP bordering. O, teman di masa abu-abu yang sedang berada di Pekan Baru . Cerita banyak hal. Tentang pekerjaan, keluarga dan aktivitas sehari-hari. Sebuah kalimat terus terngiang. “Hebat euy, orang Cililin teh. Bisa makan apa adanya. Bisa makan hanya dengan kerupuk’.

Ya, kerupuk. Siapa yang tidak kenal kerupuk? Aneka jenis, bentuk, ukuran, rupa dan rasa. Ada yang tradisional atau yang sudah dikemas apik sehingga tampil ngetrend, ngejreng dan mentereng. Ada yang bulat, panjang, segi empat, segi tiga dan bahkan ada yang berbentuk bola. Ukurannya bisa kecil, sedang dan gede. Rupanya juga. Bisa putih, merah, coklat, kuning, abu-abu dan ada yang warna-warni. Rasanya? Bejibun. Buanyak. Mulai dari kerupuk dengan rasa biasa, pedas, super pedas, campur abon, dilengketi jengkol, nempel dengan kulit sapi, beraroma udang dilumuri saos, dan segudang rasa lainnya. Pasti ada kerupuk tertentu yang jadi favorit teman-teman. Saya doyan kerupuk abon. Teman-teman?

Sakeudap, mau ke mana arah tulisan ieu?

Pertama, kerupuk telah mendorong sekian banyak orang untuk berkreasi dan bergelut di dalamnya. Menyusun rencana, berani mencoba (Berani Gagal), bertindak dan berkarya. Perubahan telah banyak dilakukan. Mulai dari penggunaan alat produksi, hingga bahan dan tampilan. Bahan untuk membuat kerupuk mudah didapat, bentuk mudah dirancang, ukuran bisa suka-suka, rasa mudah dibedakan dan harga murah meriah, pasti terjangkau.

Kedua, kerupuk telah menjadi media untuk saling berinteraksi. Antara pemilik pabrik dengan kulakan. Terus mengalir ke tingkat grosiran, toko, warung dan warga. Bisa juga jalur pintas, tim marketing langsung ketemu warga. Sebuah mata rantai telah terbentuk dengan panjang dan berliku. Kerupuk telah membuka berkah bagi banyak pelaku dan warga. Kerupuk telah menjadi kunci untuk membuka pintu lainnya. Kerupuk juga menjadi media untuk mendatangkan keceriaan, antara lain Lomba Makan Kerupuk di berbagai kegiatan game dan terutama dalam Agustusan.

Ketiga, kerupuk telah menjadi citra kesuksesan sang inisiator. Hanya dengan kerupuk, sekumpulan warga bisa sukses mengais rezeki di pulau sebrang. Jadi juragan kerupuk. Minimalnya, hidup dapat terus berlangsung. Kerupuk dapat mengubah kesejahteraan pelaku usahanya. Tentu, kesuksesan yang diraih dengan keberanian dan penuh semangat. Jatuh bangun dan mungkin pernah gulung tikar.

Keempat, teman-teman bisa berpendapat beda, berargumen lebih banyak dengan pandangan yang lebih luas, dalam dan detail. Pada Kerupuk yang murah meriah, terjalin lingkaran rezeki yang telah berjalan turun temurun dan akan terus bergulir. Pada Kerupuk yang jadi menu pokok atau sekedar camilan, terbentuk kesempatan dan kenyamanan berkarya.

OLEH-OLEH DARI MARGAWATI

Forum BKM kecamatan Bekasi Utara, terus berbenah. Tidak mau ketinggalan dengan Forum BKM Kecamatan Jati Asih dan Pondok Gede yang sudah lebih dulu bergerak aktif. Melalui beberapa kali pertemuan dengan tema yang beragam, dicetuskan sebuah gagasan untuk melakukan study tour. Terpilihlah Kelurahan Margawati di Kecamatan Garut Kota sebagai tempat yang akan dituju. Kelurahan Margawati merupakan penerima ND tahun 2009.

Semula direncanakan akhir Maret, kegiatan akhirnya digelar pada 9 dan 10 April 2011. Pada pukul 8.00 WIB, Bis Metropolitan dengan penumpang sekitar 60, meluncur dari halaman kantor kecamatan Bekasi. Selain BKM dari 5 kelurahan, turut serta dalam rombongan adalah Tim 2, Pokja PAKET, Staf PJOK dan TA CB OC 4. Peserta dari BKM berasal dari kelurahan Harapan Baru, Harapan Jaya, Marga Mulya, Perwira dan Kali Abang. TA CB OC 4, Bu Imas, dijemput di Cileunyi. (Maklum, TA yang satu ini mantan preman. Suka cegat kendaraan di tengah jalan. Piiiiiiiis).

Setengah jam setelah adzan Dzuhur, kami tiba di TKP. Eit, belum. Baru 2/3 perjalanan. Sekitar satu jam lagi perjalanan yang harus ditempuh. Seluruh rombongan segera turun dari bis. Hal pertama yang kami terima, bis tidak dapat parkir di lapangan. Bis harus turun dan parkir di ujung jalan Margawati. Hal kedua, sebuah truk sudah disiapkan untuk membawa kami ke TKP sebenarnya.

Perjalanan yang cukup mendebarkan. Jalanan yang meliuk dan menikung plus sempit, bahkan di beberapa titik berpapasan dengan kendaraan lain. Tanjakan yang terjal, turunan yang curam, dahan dan ranting yang melintang di tengah jalan, mendorong seluruh peserta untuk teriak atau bergerak replek untuk menghindar. Satu jam kemudian, setelah badan cukup terguncang, uuuugh…..akhirnya sampai juga. Persis di depan sebuah lapangan sepakbola yang berdampingan dengan kantor BKM Margawati.
Selepas berjabat tangan dan disambut pribumi, seluruh rombongan langsung menikmati nasi yang telah disiapkan. Bertempat di sisi timur lapangan dan di atas bale bambu plus pandangan dapat ditebar ke sekitar lembah, santap siang terasa mantaaaaaab. Sebuah gagasan yang bagus, lapangan sepakbola menjadi media promosi dengan mengundang tim dari luar Garut. Melakukan sepakbola Tarkab (Antar Kabupaten) atau Tarkot (Antar Kota), pengembangan dari Tarkam (Antar Kampung). Istilah yang dipaksakan. Hehe.

Pukul 14.30 WIB, seluruh peserta memasuki kantor BKM. Pandangan pertama tertuju pada maket ND. Memasuki ruangan berikutnya, hamper seluruh dinding dapat berbicara. Berisikan berbagai informasi kegiatan PNPM MP, PAKET dan ND. Sebuah laptop dan infocus sudah terpasang. Berbagai hidangan tradisional telah tersaji. Ada opak, wajit, gula aren, dodol, singkong dan rangginang. Acara diawali pembukaan oleh Sekretaris BKM Margawati. Dilanjutkan sambutan Lurah. Sambutan berikutnya dari Koordinator FBKM Kecamatan Garut Kota, Pa Hardiman.

“Sejak awal kita berkomitmen untuk menjadi relawan. Cap relawan akan terus tertanam dan harus terus tertanam. Relawan pantang mengeluh. Itulah buah dari pengabdian. Nilai-nilai kebaikan seolah tumbuh. Bahkan seperti ada yang baru, yaitu Budaya PNPM. Melalui PNPM, kami berupaya menghilangkan budaya aing-aingan”teduh nian sambutan Pa Herdiman.
“Saya yakin, rekan-rekan dari Bekasi menikmati perjalanan dengan truk menuju Margawati..”lanjut Pa Herdiman yang langsung ditimpali dengan tawa dari rombongan Bekasi Utara. “Silaturahim sangat penting untuk dilakukan. Jika dapat, saling mengunjungi.”

“Ya, Pa. Kami tunggu kunjungan BKM Garut di Kota Bekasi…”celetuk Marhawi, UPL BKM Perwira.
Suasana yang akrab dan renyah, berlangsung dari awal hingga acara berakhir. Ada jeda serius manakala Koordinator BKM Margawati memaparkan capaian ND dengan tajuk ULIN KA MARGAWATI. Sebuah pembelajaran sedang berproses secara menyeluruh. Selepas itu, acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Acara ditutup dengan penyerahan cendera mata dari kedua belah pihak. BKM Margawati menyerahkan miniatur Domba Garut. Sementara dari FBKM Bekasi Utara menyerahkan piagam.

Selepas acara di kantor BKM, seluruh peserta meninjau usaha kerajinan bulu mata yang dikelola oleh Gapoktan Sinartani. Kemudian meninjau ternak domba adu, ternak sapi, mengunjungi wisata lele dan berburu opak khas Garut. Seluruh peserta mesti 2 kali naik turun truk untuk mengunjungi tempat tersebut.

Oleh-oleh sudah didapat. Ada kripik, pisang, topi dan miniatur Domba Garut. Ada jabat tangan, senyum, tawa dan canda. Bahkan ada harapan, impian dan doa. Moga wisata edukasi di Margawati akan berbuah perubahan bagi seluruh pelaku PNPM di Kota Bekasi. Perubahan menuju perbaikan.

Out Of The Box (2)

Teringat masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) tahun 1996 di Desa Mandalahayu Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya, sebuah SMP mengadakan Jurit Malam bagi anggota pramukanya. Saya mengajukan diri untuk berpartisipasi dalam acara renungan malam. Empat belas tahun kemudian, hal tersebut terulang.

Dalam Refresh Pemanas pada Mei 2010, bertempat di Hotel View Village Bogor, sebuah pembelajaran yang difasilitasi panitia demikian berharga, yaitu ESQ dengan tema ‘Bekerja dengan Hati’ dengan pemandu Kang Azul. ESQ dilakukan mulai pukul 9.00 – 17.45 WIB. Seluruh rangkaian ESQ saya tulis di HP. Terbersit sebuah tekad, acara ini harus dapat dilaksanakan di internal kekorkotan dan dilanjutkan pada BKM/masyarakat sebagai sebuah media untuk Membangun Dari Dalam, penggiringan hati menuju kesadaran kritis, menemukenali jati diri sebagai The Champion dan bagian kecil dari Out Of The Box.

Persiapan ESQ, dimulai dengan menyalin seluruh catatan di HP, disusun menjadi sebuah rangkaian. Langkah selanjutnya pengumpulan gambar dan lagu. Melalui Google, diambil beberapa gambar yang dinilai berkaitan dengan materi. Lagu-lagu dari berbagai aliran di-copied, di-deleted, di-exchanged, di-replaced dan akhirnya di-saved. Jadilah sebuah album yang terdiri dari lagu anak-anak, dangdut, instrumental, Sunda, India, Barat, pop dan rock. Berbagai peralatan disiapkan, yaitu bola plastik aneka warna, puzzle, pedang mainan, gitar, soundsystem, infocus, plano, spidol dll. Reviewed, repaired dan improvement terhadap slide yang akan dipaparkan dan session guide, terus dilakukan bahkan sampai beberapa menit sebelum acara dimulai.

ESQ pertama, dilaksanakan pada 11 Juni 2010 bertempat di aula kelurahan Arenjaya kecamatan Bekasi Timur. Pembiayaan dilakukan secara swadaya dari seluruh personil Kota Bekasi. Acara diikuti 49 orang, baik dari PNPM maupun Advanced. Tak ketinggalan sekretaris, operator dan driver. Seluruh peserta mengenakan kaos coklat dan wajib membawa sebuah coklat. ESQ dimulai pukul 9.30 dan berakhir pada pukul 17.00 WIB. Acara dihentikan dua kali untuk istirahat dan menunaikan sholat Jumat serta Ashar.

Maklum bukan biangnya, saya sempat mengalami beberapa kali eror manakala peralihan dari satu sesi ke sesi berikutnya, bahkan mengalami kebuntuan. Solusi ditempuh dengan memperpanjang jalannya sebuah sesi. Soundsystem yang ala kadarnya, menyebabkan acara berlangsung dengan putus - nyambung. Gangguan sering muncul terutama pada saat pemutaran lagu. Diprediksi karena speaker yang unqualified dan low batery pada mik. Pada sessi muhasabah, lidah sering keliru melapalkan kalimat.

ESQ kedua, dilaksanakan pada 22 Desember 2010. ESQ dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan Pelatihan pada BKM. Seluruh peserta merupakan perwakilan dari 7 BKM yang menjadi dampingan Tim 1. Enam BKM dari kecamatan Jati Asih dan satu BKM dari kecamatan Bekasi Timur. ESQ dilaksanakan di aula kelurahan Jatiasih. Diikuti lebih dari 60 orang, ESQ dibuka oleh PJOK kecamatan Jati Asih. Hampir seluruh peserta mengenakan kaos putih.

ESQ dilaksanakan dengan penambahan dan perubahan beberapa materi. Perubahan antara lain dengan penyampaian slide ’Sebelum Kamu Mengeluh’ dan ’Tempayan Retak’, coklat ditukar dengan permen dan pelaksanaan game selepas muhasabah. Game yang dilaksanakan, yaitu Yel-Yel, merangkai kalimat, puzzle, lempar bola, barisan bergeser kiri-kanan dan plano bergerak. Tempat yang memadai dan soundsystem yang qualified, menjadikan ESQ kedua berjalan lebih baik. Meskipun penyampaian materi sempat mengalami eror.

ESQ ketiga dilaksanakan pada 27 Januari 2011. Pesertanya adalah BKM Arya Kelurahan Arenjaya Kecamatan Bekasi Timur. Diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari seluruh pimkol BKM beserta UP, plus PKK dan kader Posyandu. ESQ dilaksanakan di sekretariat Posyandu RW 11. Meski ber-AC, tempat yang disediakan Tim 1, kurang memadai. Tempat yang kecil dengan ukuran 6 m x 10 m, menjadikan seluruh area tidak ada jarak. Sorotan infocus hanya 30 % dari kapasitasnya. Game dan aktivitas seluruh peserta menjadi terbatas. No problem, materi dapat disampaikan dengan melakukan short cut di beberapa bagian. Ultimately, these events can be resolved.

Tuhan Maha Adil

Dalam rangka HUT ke-14 Kota Bekasi dan Hari Pendidikan Nasional, LKM Bina Mandiri Kelurahan Jatikramat Kecamatan Jati Asih Kota Bekasi menggelar Bazaar Amal dan Lomba dalam rangka Gebyar PJM Pronangkis. Acara dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 April sampai hari Ahad, 1 Mei 2011 bertempat di halaman kantor kelurahan.

Persiapan yang dilakukan kurang lebih 3 bulan. Di periode Januari – Maret 2011, di mana full dengan pemanfaatan BLM, LKM Bina Mandiri menyempatkan diri untuk berbenah. Diawali dengan pembentukan panitia, identifikaksi lembaga mitra, penyusunan RKTL, pembuatan dan penyebaran proposal. Di bawah kendali Bapak Mohamad Ali, selaku Koordinator, LKM Bina Mandiri bergandengan mesra dengan pihak kelurahan yang dikepalai oleh Drs. H. Andi Mulyono. Dalam kepanitiaan terlibat juga perwakilan dari LPM dan PKK kelurahan Jatikramat.

Sabtu, 30 April 2011, setelah cukup lelah menempuh perjalanan Bandung – Bekasi dengan Bus Primajasa, suasana Bazaar sudah terasa di ujung jalan menuju lokasi kegiatan. Di jalan Jati Asih – Pondok Gede, saya menemukan baliho berukuran cukup besar. Terpasang cukup kuat di sebelah kiri sebelum masuk ke jalan Jatikramat. Di sepanjang jalan menuju TKP, aneka umbul-umbul dan spanduk terpasang meski tidak terlalu banyak. Umbul-umbul dari Lytacur, Entrostop, Indosat, BNI, LKM Bina Mandiri dan tidak ketinggalan dari RT dan RW. Sepuluh meter jelang kantor kelurahan, area parkir dipenuhi puluhan motor yang tersebar di dua titik.

Pukul 09.05 WIB, pada saat memasuki area kantor kelurahan, Bapak Ngadiran, anggota LKM, menyambut dan menjabat tangan saya. Bahkan diberikannya sebuah pelukan. “Terima kasih atas segala bimbingannya!!!”demikian ungkapnya.
“Ya, Pak. Selamat, ya. Hebat. Bagus”saya membalasnya.

Sejenak kemudian, saya berkeliling. Mengamati seluruh stan yang ada. Tenda di sebelah kanan, diawali stan Merdeka Motor dengan aneka produknya dari Honda. Stan Lytacur, Indosat, Greenlite, BNI, Biopori LKM Bina Mandiri. Selanjutnya tenda di sebelah kanan dan dekat aula, terdapat stan dengan aneka produk dari KSM dan perwakilan RW. Produk yang dijual antara lain makanan, minuman, busana, aksesoris, boneka, tas, ice cream, bakso dan teh poci. Di aula kelurahan, terdapat 15 meja yang diisi oleh tumpeng dari perwakilan RW. Pengamatan dihentikan di mushola. Saya dan Helmy, menyantap nasi uduk jualan salah satu stan. Nasi uduk terasa nikmat karena diiringi alunan musik dari panggung utama yang menggunakan 3 set soundsistem.

Setengah jam kemudian, di dekat stan busana muslim yang sedang merapikan jualannya dan stan penjual bakso yang dikerumuni para remaja SMP yang sepertinya kelelahan juga setelah mengikuti Lomba Gerak Jalan, koordinator LKM menghampiri saya. Obrolan pertama terkait kabar diri masing-masing. Kemudian Pak Ali menyampaikan permohonan maaf apabila dalam pelaksanaan acara tersebut kurang koordinasi dan hasilnya masih banyak kekurangan. Saya menanggapinya dengan menyatakan bahwa acara tersebut bagus dan layak untuk ditiru oleh kelurahan lainnya. Tak lupa disampaikan ucapan selamat.

”Saya merinding, Pak. Berlangsungnya acara ini dan dilanjut di esok hari, sungguh di luar dugaan saya. Beberapa kali saya jadi panitia Agustusan, belum pernah dananya terkumpul dan mencapai sejumlah lima juta rupiah. Tapi dalam acara ini, partisipasi dari berbagai pihak, mengalir demikian mudahnya. Tuhan Maha Adil”. Demikian ungkapnya.

EGO HILANG SATU MILYAR DATANG

Masyarakat Kelurahan Margawati, Garut Kota, Jawa Barat, begitu ceria menggumbar senyum. Kerja karas mereka menggali potensi alam, ternyata membuahkan hasil luar biasa. PNPM MP pun terpanggil untuk menggulirkan dana Rp 1 milyar sebagai reward atas kerja keras tersebut.

Tak dinyana, di puncak sebuah gunung, ternyata ada komunitas unggul yang tengah mendesain sebuah desa modern dengan masyarakat yang kaya ide dan kreasi. Soal desain desa modern, tidak sekedar isapan jempol. Komunitas yang tersebar di enam RW dan tinggal di lereng-lereng gunung dengan infrastruktur jalan tanah dan miskin fasilitas umum ini, mulai menyatukan pikiran, sikap, dan langkah untuk mengatasi ketertinggalan. Modal utama pembangunan itu, menurut para pengurus BKM Margawati, bukan terletak pada rupiah. Tapi, terletak pada hati.

Melalui motto “ Membangun dengan Hati”, BKM mengajak seluruh pelaku untuk berbenah. Di berbagai sudut kampung terpasang tulisan besar, “ Leungitkeun sipat aing-aingan - hilangkan sifat merasa hebat dan pintar sendiri. Sifat “aing-aingan” dinilai sifat iblis yang paling jitu dalam merusak persatuan, kesatuan dan kegotong-royongan. Sebesar apapun rupiah yang membiayai pembangunan, jika rupiah itu dikuasai oleh mereka yang memiliki sifat keji itu, jelas pembangunan akan gagal.

Tak cukup dengan tulisan, upaya untuk membersihkan egoisme aing-aingan tersebut, juga dilakukan melalui penyerapan aspirasi. Dalam menyerap aspirasi ini, pengurus BKM Margawati menggunakan dua model. Pertama, penyerapan aspirasi langsung lewat diskusi dan kedua, penyerapan aspirasi tidak langsung melalui tulisan singkat di atas kertas dan kain putih lebar semacam spanduk. Ada juga aspirasi yang ditampilkan lewat gambar, seperti lukisan.

Penyerapan aspirasi ala BKM Margawati ini, memang unik. Soalnya semua kelompok usia dilibatkan: anak-anak usia TK,SD, SMP, SMA, mahasiswa, kaum bapak dan ibu. Masing-masing kelompok diberikan kebebasan untuk menuangkan keinginannya dalam membangun desa. Anak-anak usia sekolah menuangkan aspirasinya melalui lukisan, mahasiswa dan kaum tua melalui diskusi. Bahkan, para pengurus RT/RW bekerjasama membuat maket desa modern lewat gambar dan relief.

Berbagai aspirasi yang diserap itu, kemudian dibahas pengurus BKM, Tim Faskel dan sejumlah tokoh di desa tersebut. Lalu, diracik dan diramu menjadi program BKM. Inlah yang terus diperjuangkan lewat kegiatan nyata di tengah masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara lain, Adu Domba Garut, Hutan Masa Depan, Saung Lele, usaha bulu mata dan kegiatan kreatif lainnya.

Oleh : H. Syayuti (BKM Harapan Jaya)

Terbebas dari Jerat Rentenir

Bapak Pinah Sutedi (42 th) sudah hampir 20 tahun berusaha untuk menghidupi keluarga (1 orang istri dan 2 orang anak), namun selama itu pula tidak sedikitpun bisa menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk tabungan atau cadangan resiko.
Sudah beragam usaha dijalani mulai dari berdagang sayur keliling, jasa jual tanah, gorengan maupun kelontong, namun kehidupan berjalan penuh dengan kecemasan ketika menyadari di jam dan waktu tertentu sudah harus menyiapkan setoran untuk memenuhi tagihan para rentenir yang saat itu berjumlah 3-4 orang. Satu tagihan berkisar antara Rp 20.000 s.d Rp 30.000, berarti total setoran yang harus disiapkan untuk per harinya maksimal Rp 110.000 s.d Rp 130.000.

Apabila usaha cukup ramai semua tagihan itu bisa terpenuhi, namun seringkali harus memutar otak dan mencari tambahan usaha lain ketika usaha rutin yang sudah dijalani sepi dan tidak dapat mencapai target. Upaya yang bisa dilakukan adalah mengambil setoran dari modal usaha yang dimiliki, maka sudah pasti modal yang terpakai sangat lambat untuk kembali dan yang seringkali terjadi modal habis dan usaha terhenti. Selalu begitu setiap hari dan yang terasa hanya lelah dan kemuraman ketika malam semakin larut. Kerja keras dilakukan, doa pun tak pernah terhenti diucapkan hanya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik namun semua hanya terasa seperti mimpi.

Salah seorang tetangga dekat bapak Pinah adalah Ibu Indrawati atau dikenal dengan nama Ibu Tulus, Koordinator BKM Rasa Asih periode 2008-2011, yang merasakan betul kesulitan Bapak 2 anak ini. Dibantu 2 orang relawan di RW 04, beliau berinisiatif mengajukan pinjaman KUR ke BRI setelah mendapatkan sosialisasi dari Forum BKM Kota bahwa BKM/LKM bisa langsung mengajukan pinjaman dalam bentuk perorangan atau kelompok ke BRI untuk mendapatkan dana KUR. Beruntung upaya ini disambut baik bahkan segera direalisasikan oleh BRI Unit Jatikramat pada tanggal 12 April 2011. Bapak Pinah berhak mendapatkan dana KUR BRI sebesar Rp 5.000.000 dan tanpa jaminan. Pinjaman KUR diberikan secara seremonial di Aula Kelurahan Jatirasa. Acara dihadiri Lurah Jatirasa, H. Sujito dan beberapa orang pimpinan kolektif BKM Rasa Asih serta para relawan.

Saat ini usaha yang sedang dijalani adalah berjualan nasi uduk dengan dibantu Istri dan satu keponakannya. Pinjaman sebesar Rp 5.000.000, dialokasikan untuk menutup semua sangkutan ke rentenir sebesar Rp 3.500.000, untuk tambahan modal usaha sebesar Rp 1.000.000, asuransi Rp 94.000 dan untuk kas UPK sebesar Rp 100.000 (sebagai modal yang akan digulirkan untuk para peminjam usaha kecil). Sisa sebesar sebesar Rp 306.000 disimpan sabagai cadangan resiko. Pendapatan bersih Rp 150.000 bisa didapatkan sehari dalam kondisi penjualan normal. Apabila ramai bisa lebih. Tentu Pak Pinah harus pandai-pandai menyisihkannya untuk memenuhi kewajiban cicilan ke BRI sebesar Rp 467.230 per bulan selama jangka waktu pinjaman 12 bulan. Terhitung bunga 1,025%.

Kini, kehidupan berjalan normal kembali, setidaknya Pak Pinah bisa beristirahat dan berfikir tenang setelah sehari penuh bekerja keras. Beruntung pula anaknya yang sulung sudah bekerja, Pak Pinah beserta istri dan si bungsu dapat menikmati hasil kerja kerasnya selama ini. Tekadnya bulat untuk tidak berurusan dengan rentenir lagi. Baginya itu bagian dari masa lalu. Saat ini Pak Pinah hanya ingin menyongsong masa depan menjadi lebih baik sambil membesarkan si bungsu hingga berhasil mencapai cita-cita yang tak pernah Pak Pinah raih. Bagian yang terpenting dalam hidupnya bahwa kehidupan anak-anaknya harus lebih baik daripada dirinya. Harapnya semoga selalu diberikan kesehatan, agar Pak Pinah bisa bekerja dengan semangat dan tenang.

Tentu di luar sana masih banyak Pak Pinah-Pak Pinah lainnya dengan hidupnya yang mungkin lebih sulit dari Pak Pinah tersebut di atas. Semua berharap bisa terbebas dari jerat para rentenir.

Oleh : Yuliani Purnamasari (SF Tim 1)