bekerja dengan keberkahan

bekerja dengan keberkahan
masjid AL-BARKAH Kota Bekasi

Selasa, 24 September 2013

Tamu dari Zambia di Kampung Jangkrik


Oleh : Ema Iklima Dini

This is illegal business, in Zambia,” komentar Maria.
Why?”tanya TA CB KMP PNPM Mandiri Perkotaan Wilayah 1 Tutuk Ekawati.
It causes noise,” jawab Maria.
“Ooo..” sahut beberapa orang, sambil mengangguk-angguk, tanda memaklumi kenapa usaha jangrik dilarang di Zambia.

Usaha budidaya jangkrik awalnya digagas oleh Pak Jangkung, seorang warga RW16 Kelurahan Perwira, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi guna meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan keluarga. Hal itu memberi inspirasi bagi warga-warga lain untuk ikut memiliki usaha tersebut.

Melalui rembug pada 27 April 2012, warga bersepakat membentuk KSM Bintaro. Rembug ini menyepakati anggota KSM yang berjumlah 5 orang (2 perempuan dan 3 laki-laki) untuk menjalankan usaha Budidaya Jangkrik.

Pembacaan peluang usaha dan prospek ke depan yang dilakukan KSM Bintaro sangat tepat. Dibuktikan dengan terus berkembangnya usaha budidaya jangkrik di daerah tersebut. Prediksi dan optimisme KSM Bintaro terhadap pangsa pasar dibarengi adanya permintaan yang tinggi. Anggota KSM tidak perlu mencari pasar, karena justru para pengepul yang datang ke lokasi budidaya jangkrik ini. Hasil budidaya jangrik tidak hanya sebagai pakan burung saja, tetapi juga pakan ikan, bahan kosmetik. Bahkan, di daerah lain, dijadikan komoditi makanan ringan seperti peyek.

Warga di wilayah RW 16 inipun terus mengembangkan usaha budidaya jangkrik. Hampir setiap rumah memiliki kotak pemeliharaan jangkrik. Ada juga yang menyediakan pakan/poer, pembuat kotak dan bagian packing. Banyaknya warga yang terlibat membuat RW 16 layak disebut “Kampung Jangkrik”.

Dalam jangka waktu 2 - 3 hari setiap minggu, dengan sistem tumpang sari, jangkrik dipanen. Gambaran tumpang sari adalah menetaskan telur jangkrik dengan selisih waktu atau tidak berbarengan. Hal ini bertujuan agar jarak antara panen satu dan seterusnya tidak terlalu jauh. Misalkan, satu kotak dipanen hari Senin, kotak kedua hari Kamis, dan seterusnya. Jadi, dalam satu bulan bisa beberapa kali panen. Sistem tumpang sari juga memudahkan melakukan kontrol pemberian pakan. Siklus budidaya jangkrik dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu penetasan telur, pembesaran dan pembibitan/pemilihan indukan.




Keinginan kuat untuk mengembangkan usaha tersebut membuat KSM Bintaro mengajukan pinjaman ke BKM. Awal pinjaman Rp1 juta per orang. Dengan analisis usaha sebagai berikut: Harga telur Rp200.000/kg. Kebutuhan pakan untuk 1 kotak adalah Rp180.000—terdiri atas 30 karung pakan seharga Rp6.000/karung. Jadi, total kebutuhan pakan untuk 3 kotak adalah Rp180.000 x 3 = Rp540.000. Kebutuhan sayuran Rp450.000 untuk kotak. Hasil dari satu kg telur yang disebar dalam 3 kotak pemeliharaan sejumlah 27 kg/kotak. Dengan nilai jual Rp30.000/kotak, berarti nilai panen total adalah Rp2.430.000. Dikurangi biaya pembelian telur, kebutuhan pakan dan sayuran (total Rp1.190.000), maka selisih budidaya jangkrik sejumlah Rp1.240.000 (laba).

Kunjungan Ibrahim dan Maria ke BKM Perwira berlangsung pada 5 November 2012. Kunjungan dalam rangka studi banding yang dilakukan mereka selaku Project Director untuk kegiatan Pemberdayaan Masyarakat, khususnya di bidang Keuangan Mikro. Kunjungan ini dilakukan atas saran IDB, terkait penilaian terhadap keberhasilan pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menjalankan PNPM Mandiri Perkotaan.

Selain mengunjungi KSM Bintaro, tamu juga diterima di Sekretariat BKM Perwira. Ibrahim dan Maria melakukan dialog dengan pengurus BKM serta mengamati berbagai tampilan dan informasi yang terpasang di Sekretariat BKM. Selepas itu, seluruh rombongan tamu berkunjung ke KSM Peduli yang memproduksi kue Gipang. Ini semua menggambarkan, apa yang telah dijalani BKM Perwira, KSM Peduli dan KSM Bintaro ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kurang mampu di Kelurahan Perwira. [Jabar]

Kamis, 05 September 2013

Nikmati KUR BJB Berkat LKM


Tatik Masriati adalah seorang warga RT 03 RW 03 Kampung Pedurenan, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur yang berhasil menjalankan usahanya. Perempuan yang memiliki 4 anak dan 7 cucu ini membuka usaha di rumahnya. Usaha yang dirintis sejak tahun 2006 itu adalah berdagang kebutuhan pokok rumah tangga, seperti air mineral dan gas elpiji. Awalnya usaha ini dijalankan guna mendukung penghasilan suaminya yang telah pensiun dari Kementerian Kesehatan, Golongan III.

Modal awal yang Tatik gunakan didapatkan dari pinjaman ekonomi bergulir sebesar Rp500.000 melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Duren Jaya. Ia sendiri tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bougenvil. Pinjaman tersebut diperolehnya pada tahun 2007 dengan masa pengembalian selama 10 bulan. Pada tahun 2008, ia kembali mendapat kucuran pinjaman sejumlah Rp1 juta. Dan, tahun 2009 Tatik mendapat pinjaman ketiga sejumlah Rp1 juta.

Selepas sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang dilaksanakan LKM dengan menghadirkan narasumber dari KSP Swamitra, BNI dan BJB, Tatik mencoba mengakses KUR. Dengan bantuan LKM, pada Maret 2010 Tatik mendapat persetujuan pinjaman KUR dari BJB sejumlah Rp25 juta. Cicilan yang harus dibayar olehnya adalah Rp903.000 per bulan untuk masa pinjaman selama 3 tahun. Adanya pinjaman KUR dari BJB, dibarengi ketekunan dan kerja keras, membuat usaha Tatik semakin berkembang.


Dibantu secara administrasi oleh Sintya Dewi, putri keduanya, usahanya diperluas dengan menjual voucher pulsa, bensin eceran dan pakaian batik. Penyediaan air mineral dan gas elpiji ditingkatkan kapasitasnya. Selain itu, memanfaatkan cuaca panas di Kota Bekasi, Tatik juga melihat peluang bisnis membuat es batu dengan freezer.

Ia tak berhenti melakukan pengembangan usahanya. Kini, Tatik merambah juga ke usaha penjualan produk Melilea dan obat herbal serta perlengkapan bayi. Tak terasa, pinjaman dari BJB telah berlalu 24 bulan, sehingga tersisa 12 kali lagi angsuran. “Alhamdulillah saya telah merasakan sendiri bahwa pinjaman KUR BJB ini sangat bermanfaat. Mudah didapat dan angsurannya ringan. Terima kasih kepada LKM Duren Jaya yang telah memfasilitasi kerja sama dengan BJB,” ujarnya.