bekerja dengan keberkahan

bekerja dengan keberkahan
masjid AL-BARKAH Kota Bekasi

Senin, 28 Oktober 2013

Menghijaukan Rumput Sendiri (4)


Memasuki 2013, banjir menjadi tagline dan headnews di setiap media. Hampir seminggu banjir di Jakarta jadi tayangan primetime di beberapa televisi nasional. Musibah banjir di Indonesia (bukan hanya Jakarta yang kena banjir, lho), mengalahkan gempitanya Obama yang kembali naik jadi presiden.Di belahan bumi PNPM, banjir menenggelamkan riuhnya proses mutasi beberapa personel.

Ya, banjir ada di mana-mana. Menjebak orang di berbagai lokasi, mengurung kendaraan di beberapa titik dan menunda kegiatan yang sudah terjadwal. Banjir juga menimpa Kota Bekasi. Terdapat beberapa titik lokasi banjir yang tersebar di 8 dari total 12 kecamatan. Kiriman air dari Bogor yang sudah terjadi sejak Senin (14 Januari 2013) malam, semakin memuncak pada Rabu (16 Januari 2013), sehingga debit air di Kali Bekasi mencapai 280.722 meter kubik per detik (Koran Radar Bekasi).

Lokasi banjir umumnya terdapat di perumahan, yaitu Perumnas 1 (Kranji), Perumnas 2 (Kayuringin), Perumnas 3 (Durenjaya), Kemang, Pondokgede Permai (Jatirasa) dan lokasi lainnya. Tidak sedikit juga wilayah non-perumahan yang terkena banjir, antara lain, Kampung Rawa Panjang, Kelurahan Sepanjang, Kecamatan Rawa Lumbu dan Kampung Rawa Tembaga, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan. Kedua kampung tersebut merupakan Daerah Aliran Sungai Kali Bekasi sekaligus terusan dari Sungai Cikeas dan Cileungsi.

Kampung Rawa Panjang pernah dikunjungi Kelompok Belajar Perkotaan (KBP) pada tahun 2011, tepatnya di RT 5 RW 4. Masyarakat di Kampung Rawa Panjang menelurkan Program Swadaya Masyarakat (PSM) Wargajaya.

PSM Wargajaya merupakan transformasi dari KSM yang sebelumnya melaksanakan kegiatan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Melalui berbagai kegiatan, PSM Wargajaya terus bergerak, mengawal perbaikan dan peningkatan pembangunan di wilayahnya, baik melalui PNPM Mandiri Perkotaan maupun Program Pembangunan Partisipatif Berbasis Komunitas (P3BK).

Saat banjir datang, dan memang sering datang meski tidak ada hujan, PSM Wargajaya bergerak mendirikan Dapur Umum. Berbekal informasi dari Tim 5 yang mendampingi Kelurahan Sepanjangjaya, Forum Fasilitator mengajak seluruh personel PNPM Kota Bekasi untuk melakukan bakti sosial. Pada Senin, 21 Januari 2013 dilakukan rembug dan pengumpulan dana di Sekretariat PNPM. Selain bersumber dari dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS) Forum dan sumbangan secara langsung, terkumpul dana sejumlah Rp1 juta.

Berdasarkan kebutuhan warga di lokasi banjir, dana tersebut digunakan untuk membeli beras, mi instan, kue kering, susu dan kebutuhan lainnya. Selanjutnya seluruh bantuan dibawa ke lokasi pada pukul 15.45 WIB dengan 10 motor. Iring-iringan personel PNPM terhenti di sebuah Dapur Umum (sebelumnya lokasi Dapur Umum terendam hingga 40 cm).

Rombongan disambut Warnadi, Ketua PSM Wargajaya. Tanpa seremoni, bantuan langsung diserahkan dan disimpan di rumah warga yang menjadi pusat logistik dari Dapur Umum tersebut. Setelah terjadi obrolan, Tim PNPM diajak untuk meninjau lokasi banjir yang berdekatan dengan Kali Bekasi.

Tim melihat endapan lumpur dan tumpukan sampah di kanan kiri gang. Tampak juga tumpukan karung yang dijadikan tanggul, dinding rumah yang masih kotor, buku-buku yang sedang dijemur, kursi rusak, deretan roda penjual mainan yang baru dibersihkan dan berbagai barang lainnya yang masih berwarna cokelat. Tim tidak dapat mencapai bibir Kali Bekasi karena endapan lumpur masih cukup tinggi. Rutilahu yang dibangun KSM, saat ini dalam kondisi kosong.

Hasil diskusi dengan warga, solusi untuk Kampung Rawa Panjang, selain dilakukan pengerukan dan pembuatan siphon, adalah peninggian tanggul Kali Bekasi yang dapat difungsikan sebagai jalan dan dapat dilalui kendaraan. Penataan Kali Bekasi mesti menyeluruh agar musibah banjir tidak terulang lagi sehingga energi berikutnya bisa digunakan untuk pembangunan lainnya.

Sore itu, kami menemukenali satu upaya lain untuk menghijaukan rumput di halaman sendiri. Upaya untuk terus mengasah hati agar tetap peduli terhadap sesama. Semoga tetap terjaga.

Akhirnya Mak Anah Bisa ke Bank


Oleh : Ena Rodiah
 
Sebut saja namanya Mak Anah. Perempuan setengah baya ini tinggal di daerah padat, di sebuah gang kecil RT 03/RW 12, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Usianya memang sudah banyak, tapi ia masih punya semangat juang tinggi untuk menghidupi keluarganya berbekal keahliannya membuat makanan dan jajanan pasar. Dimotivasi keharusan demi memenuhi kebutuhan hidup, karena suaminya sudah tidak lagi bekerja, Mak Anah berkeliling menjajakan jualannya, berupa kue cucur, leupeut, kue unti, gemblong dan kue pisang.

Hasratnya berjualan ternyata didukung Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) setempat, yaitu BKM Amanah Kayuringin Jaya, dengan memberikan pinjaman ekonomi bergulir sejak Desember 2009. Bersama empat pedagang kecil lainnya, Mak Anah tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Cucur. Para anggota KSM Cucur mendapatkan pinjaman, masing-masing sebesar Rp500.000, yang dicicil selama 6 bulan.

Lancarnya cicilan yang dibayarkan kelima anggota KSM Cucur mendorong BKM Amanah memberikan pinjaman kedua. Pada Juli 2010, Mak Anah kembali mendapatkan pinjaman, tapi besarannya meningkat, yakni Rp1 juta. Pengembalian lancar, KSM mendapat pinjaman lagi—ketiga kalinya—pada April 2011 sebesar Rp1 juta.

Ketekunan dan semangat juang Mak Anah berbuah baik. Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI yang diakses BKM Amanah pada Desember 2011 merekomendasi Mak Anah untuk menjadi nasabahnya, dengan pinjaman Rp2 juta dengan tenor 12 bulan. Mulanya, setiap mendengar kata “Bank”, Mak Anah membayangkan, bank adalah sebuah tempat yang hanya didatangi oleh orang-orang mampu, dengan simpanan uang banyak.

Namun, pikiran tersebut tidak terbersit lagi. Dengan gincu merah, tipis, dan rasa percaya diri tinggi, sambil memegang Al Quran kecil—karena di dalamnya diselipkan uang setoran—Mak Anah datang ke BRI unit Kayuringin dan menyetorkan cicilan KUR. Berkunjung ke bank, akhirnya menjadi kegiatan rutin Mak Anah selain kegiatan kesehariannya: belanja bahan kue ke pasar dan keliling kampung.

Kini, pinjaman Mak Anah di BRI sudah lunas. Usahanya terus berkembang sejalan semangatnya yang tak pernah padam. Semoga semakin banyak Mak Anah lainnya bisa berkunjung ke bank guna bertransaksi dan memanfaatkan peluang yang ada di bank.

Selasa, 01 Oktober 2013

Kisah Tentang RT Edi


Oleh : H. Syaiful Anwar

Laki-laki itu Edi Priatna namanya. Ayah dari satu putra dan dua putri ini adalah warga asli Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Jabatan sebagai ketua RT 04 RW 06 yang ia pegang sejak 28 November 2010 diperoleh berkat kepeduliannya yang tinggi terhadap lingkungannya. Laki-laki kelahiran 14 Januari 1970 yang biasa dipanggil "RT Edi" itu dipilih secara langsung oleh masyarakat melalui pemilihan secara terbuka dan demokratis, menyisihkan 4 calon lainnya. RT Edi meraih 53 suara dari total 61 suara yang ada. Suara  mayoritas yang diraihnya menyiratkan betapa besar kepercayaan masyarakat untuk menyematkan harapan di pundaknya. 

Setiap kegiatan di masyarakat, RT Edi selalu didampingi wanita pujaannya, Arah Amiyati, yang 20 tahun lalu dipersuntingnya. Pada tahun 2011, RT Edi bergabung dengan BKM Jatiluhur Barokah, sebagai ketua KSM An-Nur. Melalui rembug yang dilaksanakan pada 22 Mei 2012, KSM An-Nur bersepakat melaksanakan perbaikan jalan/gang di RT 4 RW 6.

Kegiatan dimulai pada 14 Juni 2012. KSM An-Nur yang dipimpin RT Edi itu mengerahkan enam tukang dan puluhan warga untuk gotong royong. Mereka berhasil menyelesaikan kegiatan paving sepanjang 130 meter dengan lebar 3 meter. Kegiatan paving ini menggunakan BLM sebesar Rp25.240.000 dan menyerap swadaya masyarakat senilai Rp11.092.000. Jalan yang semula tanah dan sering becek setiap kali hujan, jadi tertata dan rapi. Kendaraan pun dapat melintas dengan lancar. Penjual bakso dan pedagang lainnya yang memakai roda atau sepeda, kini dapat masuk lebih jauh menemui pembelinya.

Aksi RT Edi tidak berhenti sampai di situ. Akhir Desember 2011, ia memobilisasi warga untuk berpartisipasi membantu BKM dalam pelaksanaan Rembug Warga Tahunan (RWT). Dilaksanakan di sebuah lapangan, acara RWT dihadiri lebih dari 100 warga. Dinaungi 10 tenda dan sebuah panggung, RWT kelurahan Jatiluhur juga dihibur oleh artis lokal yang diiringi organ tunggal. Warga dari RW lain yang hadir dalam RWT juga memperoleh pembelajaran dari kerelawanan dan semangat RT Edi yang sangat kompak bersama warganya.
Kemudian, pada 16 Juni 2012, RT Edi bahu membahu secara total bersama BKM dan warganya dalam rangka launching BLM 2012. Kegiatan itu dihadiri Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf M. Effendi. Selain menghadirkan atraksi silat, acara launching tersebut dimeriahkan layar tancap selama dua malam berturut-turut.

Dalam acara lelang, RT Edi bersama warganya mendapat amanah untuk melakukan rehab dua unit Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Saat ini, kedua unit rutilahu tersebut telah selesai pengerjaannya.

RT Edi