bekerja dengan keberkahan

bekerja dengan keberkahan
masjid AL-BARKAH Kota Bekasi

Senin, 16 Desember 2013

PNPM Gelar Karya 2013


Demi membantu Program Pemerintah Kota Bekasi, Kapermas mengadakan kegiatan rutin, Kamis (31/10), yang sudah berjalan ke tiga kalinya ini, yaitu penilaian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), yang meliputi peserta yang dinilai dari 12 kecamatan se-Kota Bekasi, dan 56 kelurahan.
Kegiatan yang diberi nama Gelar Karya PNPM 2013 ini mengusung tema, “Berkarya bersama Meraih Esok Menuju Bekasi yang Maju, Sejahtera dan Ihsan”.

Koordinator acara Irin Shobirin mengatakan, acara ini bertujuan untuk menciptakan kreativitas masyarkat dan selalu terus berkarya dengan hasil-hasil positif, sehingga bisa menimbulkan kewirausahaan, dengan hasil karya sendiri. "Memang sudah ada pembinaan terlebih dahulu untuk meciptakan karya-karya yang berlian, dan menimbulkan rasa sosial yang tinggi kepada lingkungan," jelas Irin.

Dalam kegiatan juga ada penyerahan penghargaan kepada PNPM yang berprestasi seperti, BKM award, dan pemenangnya, BKM Kelurahan Jati Cempaka, Perwira, Jati Makmur. Dan kategori lain ada KSM award, di antaranya, KSM sosial dengan pemenang Kelurahan Marga Mulya, KSM ekonomi dengan pemenang Jati Cempaka, KSM insfrastruktur dengan pemenang Jati Ranggon, dan yang tidak kalah menarik adalah pemenang Lurah Award, Juara 1 kelurahan Jati Ranggon Namar, Juara 2 Kelurahan Jaka Setia Deden, dan Juara 3 Kelurahan Marga Mulya Maryana. Acara ini turut diresmikan Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu.

Rabu, 27 November 2013

Kasih Aminah Jauhkan Anak Jalanan dari Narkoba


Oleh : Imam Budiyanto

Hiruk pikuk di sekitar jalan tol Jatibening, menjadi tontonan biasa bagi pengguna jalan Tol Cikampek. Maklum, ratusan mobil merayap setiap pagi dan sore hari, dengan tingkat kemacetan cukup tinggi. Kondisi tersebut dijadikan ajang berjualan oleh beberapa pedagang kecil guna mencari sesuap nasi. Sejumlah pedagang asongan terlihat aktif menjajakan dagangannya kepada penumpang bus dan mobil pribadi. Di antara mereka terlihat sosok Adi (16 tahun), Rahmat (17), Ilham sandi (12), M. Ilham (14), Martha (14), Rizal (14), Didi (15), Imam (12), Reza (12), Aan (11), dan Ardi (13).

Mereka bukan penduduk setempat, mereka datang dari berbagai wilayah sekitar ibukota. Mungkin tidak banyak yang peduli dengan nasib mereka, kecuali Aminah, seorang anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sejahtera Bersama, RT 4 Rw 7 Kelurahan Jatibening. Ia menyadari, sekecil apapun perbuatan baik yang mereka lakukan, pasti akan berdampak positif. Tak peduli apakah mereka tercatat sebagai penduduk Kelurahan Jatibening atau bukan. Dengan jiwa kemanusiaannya yang tinggi ini, Aminah memberikan solusi bagi anak-anak jalanan tersebut untuk berjualan asongan.

Setiap hari ia membungkusi makanan ringan seperti kacang telur, keripik, tahu goreng, lontong dan lain-lain. Bungkusan kecil ini dibagikan kepada pedagang asongan tersebut. Tidak lupa, ia selalu mencatat berapa jumlah bungkusan yang dibawa oleh setiap orang. Kedisiplinanannya ini ditularkan kepada anak-anak tersebut.
Selain diajarkan menulis dan berhitung, agar tidak salah mengembalikan uang pembeli. Mereka diajari mengalokasikan keuntungan yang diperolehnya untuk ditabung sebesar Rp20.000 setiap harinya. Tabungan ini dikelola Aminah sebagai biaya sewa rumah, kebutuhan makanan, pakaian, juga disisihkan untuk dikirim kepada orang tua mereka.

Ketika mereka bermain game online, Aminah menyarankan agar mereka tidak hanya bermain, tapi juga belajarlah melalui internet. Aminah bertekad untuk merintis pendidikan yang lebih lengkap bagi anak asuhnya melalui Kelompok Belajar Bersama di tempatnya, dengan berkoordinasi dengan Tim Faskel dan LKM Jatibening.

Tidak mudah mengendalikan para pedagang asongan yang hidup bebas di jalanan. Narkoba adalah salah satu tantangan terberat yang harus dihadapi. Kadang keputusan berat harus diambil oleh Aminah ketika ia melihat ada anak asuhnya yang memakai narkoba. Konsekuensinya adalah anak itu tidak diberikan barang dagangan. Alhamdulillah, ternyata banyak anak jalanan yang memilih berhenti mengonsumsi narkoba, sehingga mereka diizinkan berjualan.

Usaha yang dijalankan Aminah berawal dari tahun 1997, dengan membuka usaha menyediakan makanan dan minuman ringan untuk pedagang asongan. Modal awal yang digunakan sebesar Rp500.000 dan hanya bisa melayani satu orang pedagang asongan saja. Dengan berbekal tekad membantu para anak putus sekolah di sekitarnya, ia terus berusaha memajukan usahanya.

Kemudian ia mendapat bantuan PNPM Mandiri Perkotaan melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Jatibening, ia mengakses pinjaman bergulir sejumlah Rp 500.000. Saat ini, Aminah merupakan salah satu penerima bantuan Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK), dengan dana pinjaman Rp 2 juta. Usahanya kian berkembang, anak asuhnya pun kian bertambah.

Rabu, 06 November 2013

Lomba Poster Gelar Karya 2012

 

Pemerintah Untung, BKM Umroh


Oleh : Ema Iklima Dini
 
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi diuntungkan dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan Program Perencanaan Pembangunan Berbasis Komunitas (P3BK), yang dilaksanakan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Pada tahun 2011, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diberikan kepada 56 BKM sebesar Rp5,6 miliar ternyata menjadi senilai Rp9,6 miliar usai realisasi kegiatan. Selanjutnya, pada tahun 2012, APBD sebesar Rp11,2 miliar bertambah menjadi senilai Rp18 miliar dalam realisasinya.  Naiknya besaran nilai pembangunan itu ternyata karena masuknya swadaya masyarakat.

“Dengan adanya PNPM dan P3BK, diharapkan kepedulian masyarakat melalui swadaya dapat terus ditingkatkan,” ujar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, dalam acara Launching P3BK dan PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2013 beberapa waktu lalu. Acara tersebut dilaksanakan di lapangan sepakbola depan Kantor Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Mustika Jaya. Acara dihadiri sekira 500 peserta, yang terdiri atas perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), camat, lurah, BKM, LPM, PKK, KSM dan Tim Fasilitator sekota Bekasi.

Wali kota pun menyampaikan sebuah sayembara, “Jika tahun 2013 ini, BKM bisa merealisasikan swadaya masyarakat lebih dari 70% total APBD P3BK, maka Pemkot Bekasi menyiapkan apresiasi berupa hadiah umroh untuk BKM tersebut.”Ungkapan Wali kota tersebut disambut tepuk tangan seluruh peserta acara launching.

Dalam sambutannya juga, Rahmat Effendi menyampaikan latar belakang dan ditetapkannya BKM sebagai pelaksana dari amanah P3BK. Salah satu hal yang menjadi sorotan wali kota adalah keberhasilan BKM yang dapat mendorong adanya partisipasi masyarakat untuk berswadaya dalam kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan. Wali kota juga menyampaikan agar d bentuk lembaga pengawasan pembangunan bersama dari tingkat kelurahan sampai kecamatan, agar pembangunan yang dilaksanakan oleh BKM ini dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan yang dilakukan bersama dengan pihak kelurahan dan LPM.

Untuk P3BK tahun 2013 ini Pemkot Bekasi mengalokasikan APBD sejumlah Rp500 juta per BKM. Jadi, total besaran APBD untuk 56 kelurahan sejumlah Rp28 miliar. Kegiatan yang dapat difasilitasi dalam P3BK adalah pembangunan/rehab jalan lingkungan, drainase, posyandu dan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Kegiatan yang diusulkan merupakan hasil Musrenbang kelurahan dan mesti diimbangi dengan kesiapan swadaya masyarakat senilai 30%.

Acara launching dimulai dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Sambutan dari Ketua Panitia sekaligus Kepala Satker PNPM Mandiri Perkotaan Kota Bekasi Husni Tarigan. Acara dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis bantuan kepada empat orang penerima manfaat Rutilahu, wakil dari 4 kelurahan sekecamatan Mustikajaya dan penyerahan secara simbolis kepada penerima manfaat kegiatan sosial berupa gerobak usaha. Ia juga mengunjungi lokasi kegiatan Rutilahu guna melakukan peletakkan batu pertama.
Keseluruhan rangkaian acara dapat terlaksana dengan baik karena peran aktif forum BKM Kecamatan Mustikajaya dan dukungan seluruh pihak yang terkait. Panitia juga menyediakan suvenir untuk wali kota dan FBKM dari 12 kecamatan se-Kota Bekasi, berupa makanan dan minuman khas Mustikajaya yang terdiri dari Bir Pletok, Sirup Rosela, Telur Asin dan Dodol.

Adanya P3BK merupakan satu bukti atas tergeraknya pemkot Bekasi untuk menjadikan BKM sebagai mitra dalam pembangunan. P3BK yang dilaksanakan sejak tahun 2011, dan rencananya pada tahun 2014 akan dialokasikan menjadi Rp1 miliar per kelurahan, diyakini akan turut mendorong masyarakat berpartisipasi dalam mewujudkan Kota Bekasi yang maju, sejahtera dan ihsan. Semoga.

Apresiasi, Auditor Hadiahi Sekretaris Terbaik di Bekasi


Oleh : Ema Iklima Dini
 
Audit biasanya identik dengan keseriusan, bahkan rasa mencekam dan kesan tak bersahabat. Namun, di Kota Bekasi, kesan tersebut luntur. Pasalnya, Auditor Independen yang melakukan audit terhadap Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) se-Kota Bekasi malah memberikan reward bagi Sekretaris Terbaik. Hal ini sudah dilakukan dua kali, yakni setiap kali audit tahunan dilakukan.

Adalah Auditor Independen KAP Drs. Ahmad Adri, Jakarta, yang mencetuskan gerakan reward ini, sebagai tanda apresiasi auditor terhadap kinerja Sekretaris BKM PNPM Mandiri Perkotaan. Dan, tak main-main, seleksi penilaian yang dilakukan terhadap seluruh Sekretaris BKM ini cukup ketat. Terdapat tiga penilaian penting, yaitu pencatatan yang akuntabel, wawancara seputar pembukuan BKM dan penilaian kegiatan di lapangan dengan mengonfirmasi pihak Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) secara langsung.

Penghargaan Sekretaris Terbaik Kota Bekasi ini dilaksanakan pertama kalinya pada tahun 2012, yakni tahun buku 2011 dengan kategori UPK terbaik. Saat itu terdapat 4 nominator terbaik: BKM Kelurahan Jati Cempaka, BKM Kelurahan Perwira, BKM Kelurahan Pekayon dan BKM Kelurahan Jatisari.

Sedangkan untuk tahun buku 2013, audit dilaksanakan mulai 5 Februari hingga 17 April 2013. Dalam hal ini pihak auditor menilai 20 kelurahan layak masuk kategori sebagai Sekretaris Terbaik. Kelurahan itu adalah Kelurahan Jati Asih, Kelurahan Jati Sari, Kelurahan Harapan Mulya, Kelurahan Kali Baru, Kelurahan Harapan Jaya, Kelurahan Jaka Mulya, Kelurahan Cimuning, Kelurahan Jati Karya, Kelurahan Jati Sampurna, Kelurahan Jati Warna, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kelurahan Cikiwul, Kelurahan Bekasi Jaya, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Medan Satria, Kelurahan Bintara, Kelurahan Jaka Sampurna, Kelurahan Jati Cempaka, Kelurahan Jati Murni dan Kelurahan Jati Bening Baru.

“Dan, pemenang Sekretaris Terbaik Kota Bekasi tahun ini adalah Ibu Dewi dari BKM Mutiara Mandiri, Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantar Gebang,” Fasilitator Manajemen Keuangan (MK) Tim 1 Siti Umamah mengumumkan.

Awalnya pihak auditor bermaksud mengumumkan pemenang yang ditentukan dengan cara diundi, karena dianggap seleksi sudah dilaksanakan dan nominator tinggal menunggu keberuntungan. Namun, muncul beberapa saran yang menginginkan dilakukan tes terhadap seluruh sekretaris perwakilan dari 20 BKM tersebut. Akhirnya dilaksanakan seleksi tahap 2, yaitu melalui penilaian  kinerja sekretaris. Sehingga, dihasilkan best of the best Sekretaris, yang akan diikutsertakan dalam seleksi tahap ke-3, melalui tes tertulis.

Tes tertulis dilaksanakan di Sekretariat PNPM Kota Bekasi pada 17 April 2013. Tes diikuti oleh Sekretaris dari Kelurahan Medan Satria, Kelurahan Jati Sari, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Cikiwul, Kelurahan Jati Sampurna, Kelurahan Jati Cempaka dan Kelurahan Cimuning. Materi yang diujikan, antara lain, tentang pengetahuan siklus PNPM Mandiri Perkotaan, tupoksi BKM, serta pencatatan transaksi keuangan BKM baik yang bersumber dari BLM, swadaya maupun dana channeling dan kemitraan. Total lima pertanyaan esai yang harus dikerjakan setiap peserta. Lalu, penilaian dilakukan oleh Tim MK. Sekira 20 menit kemudian, diumumkan pemenangnya, yaitu Dewi dari Sekretaris BKM Mutiara Mandiri Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Rawa Lumbu. Dewi mendapat hadiah dana tunai senilai Rp 600.000. Auditor juga memberikan sertifikat penghargaan untuk semua peserta Audit Award di Kota Bekasi.

Daya juang para Sekretaris ini, tentu sangat membanggakan semua pihak. Meski dibubuhi label sebagai pekerja sosial, ternyata mereka mampu menangani pekerjaan secara profesional. Sebelumnya, tidak sedikit dari mereka yang tidak mengerti sama sekali tentang pembukuan. Namun kini, mereka mampu menyajikan laporan keuangan yang akuntabel. Bahkan, beberapa sekretaris dapat mengaplikasikan pengetahuan pembukuan yang diperolehnya dari PNPM dalam bidang lain, seperti menjadi bendahara di Koperasi, PKK, LSM, usaha bengkel, dan lain-lain.

Ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh secara langsung dari fasilitator dan berkembang melalui proses belajar di internal BKM/kelurahan masing-masing, semoga bisa dirasakan manfaatnya. Penghargaan (reward) dari auditor ini merupakan apresiasi terhadap capaian yang telah mereka lakukan. At last, pengakuan itu ada. Bahwa di masyarakat terjadi proses belajar dan terjadi perubaha. InsyaAllah.

Pengolahan Sampah Organik


Oleh : Maryana Ahmad
 
Memulai hal baru, jalan yang mesti dilintasi selalu berliku. Bahkan, di suatu persimpangan mesti ditempuh sebuah tanjakan terjal, turunan yang curam dan melintas di jalan kecil yang penuh dengan onak dan duri. Di satu titik dapat tersandung dan di titik lain bisa jatuh terjerembab. Namun, di ujung perjalanan, indahnya kemenangan sudah menanti. Kemenangan untuk merengkuh sebuah pengalaman baru. Pengalaman dengan sarat pembelajaran untuk kemanfaatan masyarakat. InsyaAlloh.

Ya, hal baru itu sedang diperjuangkan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Amanah, Kelurahan Kayuringinjaya, Kecamatan Bekasi Selatan. Berawal dari menggunungnya sampah di lingkungan RW 5, Koordinator BKM amanah Moh. Djafar, mencoba menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT) untuk dapat turut menangani persoalan tersebut. Diajaknya Tim BPPT untuk meninjau lokasi TPS, kunjungan lapang ke pengolahan sampah di Sekelimus, Kota Bandung, dan kemudian merangkul Kelompok Pecinta Lingkungan dari Universitas Padjadjaran untuk mengadakan sosialisasi kepada masyarakat.

Bertempat di ruang pertemuan kantor PKK Kelurahan Kayuringinjaya, BKM dan BPPT, memfasilitasi kegiatan sosialisasi Pengolahan Sampah Organik dengan Fermentasi An Aerob (FAA). Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Jumat 12 April 2013 tersebut, dihadiri oleh pengurus RT dan RW, LSM, Pimpinan Kolektif  BKM, KSM, Tim 6 dan aparat kelurahan serta perwakilan dari BKM Kelurahan Margahayu dan Kelurahan Kota Baru. Turut hadir perwakilan dari BPPT, yaitu Imam Satrio dan Yanto, Sekretaris Lurah Abdul Hamid dan narasumber, Iman Hernaman.

Dalam sambutannya, Moh. Djafar menyatakan bahwa persoalan lingkungan dalam hal penanganan sampah, merupakan salah satu program yang diusung oleh BKM berdasarkan usulan masyarakat. Langkah awal yang ditempuh adalah dengan melaksanakan sosialisasi dan akan dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Moh Djafar, yang juga merupakan Ketua Forum BKM Kota Bekasi itu berharap agar Program Pembangunan Partisipatif Berbasis Komunitas (P3BK)—sebuah program lokal yang diluncurkan tahun 2011 dan dikelola BKM—dapat memfasilitasi usulan masyarakat untuk penanganan/pengelolaan sampah.

Sementara itu, Sekretaris Lurah Kayuringinjaya Abdul Hamid, menyatakan bahwa persoalan sampah menjadi masalah umum yang terjadi hampir di semua kota. Apa yang dilaksanakan oleh BKM, hendaknya bisa berlanjut hingga adanya realisasi. Diharapkan kelurahan kayuringinjaya bisa menjadi percontohan dalam penerapan pengolahan sampah Kota Bekasi.

Narasumber Imam Hermawan memaparkan, sampah bisa dipandang sebagai masalah atau berkah. Sampah sebagai masalah jika tidak ditangani dengan baik. Sebaliknya, sampah dapat menjadi berkah,  jika dapat ditangani dengan baik. Kunci untuk dapat menangani dengan baik adalah dengan ilmu.

Jika tidak ditangani dengan serius dan menyeluruh, sampah bisa menjadi bom waktu. Persoalan yang di suatu waktu akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan manusia. Masalah yang dapat ditimbulkan dari sampah, antara lain, lingkungan yang kotor dan bau, drainase tidak berfungsi maksimal, pencemaran sungai, kualitas air turun, banjir, dan lain-lain.

Berdasarkan UU No. 18 tahun 2008, penanganan sampah didasarkan pada Konsep 3 R, yaitu Reduce, Reuse dan Recycle. Penanganan sampah yang umumnya dilakukan pemerintah daerah bersifat sementara dengan pola pengumpulan, pengangkutan dan penumpukan. Pola ini tidak berjalan optimal karena armada yang terbatas, armada yang ada mengalami kerusakan karena licit dari sampah yang diangkutnya, biaya yang tidak memadai dan keberadaan TPA yang justru sebenarnya ditolak warga setempat.

Penanganan lebih lanjut dilakukan dengan pemilihan dan pemilahan sampah organik menjadi pupuk kompos/pengomposan. Pengomposan dilaksanakan dengan sistem aero. Pengomposan memiliki kekurangan antara lain menimbulkan bau, tidak praktis karena harus membolak-balikkan sampah, memerlukan lahan yang luas dan produk yang dihasilkan hanya 1 jenis, yaitu pupuk padat.

Penanganan Sampah Organik dengan FAA memiliki beberapa keunggulan, yaitu penanganan yang terpusat di satu lokasi dengan lahan yang tidak luas, 2 meter x 5 meter dapat mengolah sampah organik yang dihasilkan oleh 600 KK. FAA praktis karena hanya mengumpulkan kemudian memasukkan sampah ke dalam instalasi/biodigester reactor tanpa harus membolak-balikkan sampah tersebut, ramah lingkungan karena tidak menimbulkan bau, sederhana dan mudah karena hanya memerlukan instalasi, mesin pencacah dan generator, tuntas tanpa endapan dan menghasilkan berbagai produk, yaitu pupuk cair, biogas dan listrik.

Tahapan pengolahan sampah organik FFA diawali dengan kegiatan sosialisasi, survai lokasi, rembug warga, pembuatan instalasi, pelatihan teknis dan pendampingan/perawatan. Sementara pupuk cair yang dihasilkan dikenal dengan Pupuk Organik Cair (POC). Pupuk tersebut dapat digunakan untuk jangka panjang karena 1 liter POC bisa dicampur dengan air hingga 200 liter. POC yang dihasilkan oleh KPL Unpad, telah diujicobakan untuk meningkatkan hasil dari tanaman ubi jalar, ubi kayu, kol, petcai dan padi.