Masyarakat Kelurahan Margawati, Garut Kota, Jawa Barat, begitu ceria menggumbar senyum. Kerja karas mereka menggali potensi alam, ternyata membuahkan hasil luar biasa. PNPM MP pun terpanggil untuk menggulirkan dana Rp 1 milyar sebagai reward atas kerja keras tersebut.
Tak dinyana, di puncak sebuah gunung, ternyata ada komunitas unggul yang tengah mendesain sebuah desa modern dengan masyarakat yang kaya ide dan kreasi. Soal desain desa modern, tidak sekedar isapan jempol. Komunitas yang tersebar di enam RW dan tinggal di lereng-lereng gunung dengan infrastruktur jalan tanah dan miskin fasilitas umum ini, mulai menyatukan pikiran, sikap, dan langkah untuk mengatasi ketertinggalan. Modal utama pembangunan itu, menurut para pengurus BKM Margawati, bukan terletak pada rupiah. Tapi, terletak pada hati.
Melalui motto “ Membangun dengan Hati”, BKM mengajak seluruh pelaku untuk berbenah. Di berbagai sudut kampung terpasang tulisan besar, “ Leungitkeun sipat aing-aingan - hilangkan sifat merasa hebat dan pintar sendiri. Sifat “aing-aingan” dinilai sifat iblis yang paling jitu dalam merusak persatuan, kesatuan dan kegotong-royongan. Sebesar apapun rupiah yang membiayai pembangunan, jika rupiah itu dikuasai oleh mereka yang memiliki sifat keji itu, jelas pembangunan akan gagal.
Tak cukup dengan tulisan, upaya untuk membersihkan egoisme aing-aingan tersebut, juga dilakukan melalui penyerapan aspirasi. Dalam menyerap aspirasi ini, pengurus BKM Margawati menggunakan dua model. Pertama, penyerapan aspirasi langsung lewat diskusi dan kedua, penyerapan aspirasi tidak langsung melalui tulisan singkat di atas kertas dan kain putih lebar semacam spanduk. Ada juga aspirasi yang ditampilkan lewat gambar, seperti lukisan.
Penyerapan aspirasi ala BKM Margawati ini, memang unik. Soalnya semua kelompok usia dilibatkan: anak-anak usia TK,SD, SMP, SMA, mahasiswa, kaum bapak dan ibu. Masing-masing kelompok diberikan kebebasan untuk menuangkan keinginannya dalam membangun desa. Anak-anak usia sekolah menuangkan aspirasinya melalui lukisan, mahasiswa dan kaum tua melalui diskusi. Bahkan, para pengurus RT/RW bekerjasama membuat maket desa modern lewat gambar dan relief.
Berbagai aspirasi yang diserap itu, kemudian dibahas pengurus BKM, Tim Faskel dan sejumlah tokoh di desa tersebut. Lalu, diracik dan diramu menjadi program BKM. Inlah yang terus diperjuangkan lewat kegiatan nyata di tengah masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara lain, Adu Domba Garut, Hutan Masa Depan, Saung Lele, usaha bulu mata dan kegiatan kreatif lainnya.
Oleh : H. Syayuti (BKM Harapan Jaya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar