Oleh : Imam Budiyanto
Hiruk pikuk
di sekitar jalan tol Jatibening, menjadi tontonan biasa bagi pengguna jalan Tol
Cikampek. Maklum, ratusan mobil merayap setiap pagi dan sore hari, dengan
tingkat kemacetan cukup tinggi. Kondisi tersebut dijadikan ajang berjualan oleh
beberapa pedagang kecil guna mencari sesuap nasi. Sejumlah pedagang asongan
terlihat aktif menjajakan dagangannya kepada penumpang bus dan mobil pribadi.
Di antara mereka terlihat sosok Adi (16 tahun), Rahmat (17), Ilham sandi (12),
M. Ilham (14), Martha (14), Rizal (14), Didi (15), Imam (12), Reza (12), Aan
(11), dan Ardi (13).
Mereka bukan
penduduk setempat, mereka datang dari berbagai wilayah sekitar ibukota. Mungkin
tidak banyak yang peduli dengan nasib mereka, kecuali Aminah, seorang anggota
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sejahtera Bersama, RT 4 Rw 7 Kelurahan
Jatibening. Ia menyadari, sekecil apapun perbuatan baik yang mereka lakukan,
pasti akan berdampak positif. Tak peduli apakah mereka tercatat sebagai
penduduk Kelurahan Jatibening atau bukan. Dengan jiwa kemanusiaannya yang
tinggi ini, Aminah memberikan solusi bagi anak-anak jalanan tersebut untuk
berjualan asongan.
Setiap hari
ia membungkusi makanan ringan seperti kacang telur, keripik, tahu goreng,
lontong dan lain-lain. Bungkusan kecil ini dibagikan kepada pedagang asongan
tersebut. Tidak lupa, ia selalu mencatat berapa jumlah bungkusan yang dibawa
oleh setiap orang. Kedisiplinanannya ini ditularkan kepada anak-anak tersebut.
Selain
diajarkan menulis dan berhitung, agar tidak salah mengembalikan uang pembeli.
Mereka diajari mengalokasikan keuntungan yang diperolehnya untuk ditabung
sebesar Rp20.000 setiap harinya. Tabungan ini dikelola Aminah sebagai biaya
sewa rumah, kebutuhan makanan, pakaian, juga disisihkan untuk dikirim kepada
orang tua mereka.
Ketika
mereka bermain game online, Aminah menyarankan agar mereka tidak hanya
bermain, tapi juga belajarlah melalui internet. Aminah bertekad untuk merintis
pendidikan yang lebih lengkap bagi anak asuhnya melalui Kelompok Belajar
Bersama di tempatnya, dengan berkoordinasi dengan Tim Faskel dan LKM
Jatibening.
Tidak mudah
mengendalikan para pedagang asongan yang hidup bebas di jalanan. Narkoba adalah
salah satu tantangan terberat yang harus dihadapi. Kadang keputusan berat harus
diambil oleh Aminah ketika ia melihat ada anak asuhnya yang memakai narkoba.
Konsekuensinya adalah anak itu tidak diberikan barang dagangan. Alhamdulillah,
ternyata banyak anak jalanan yang memilih berhenti mengonsumsi narkoba,
sehingga mereka diizinkan berjualan.
Usaha yang
dijalankan Aminah berawal dari tahun 1997, dengan membuka usaha menyediakan
makanan dan minuman ringan untuk pedagang asongan. Modal awal yang digunakan
sebesar Rp500.000 dan hanya bisa melayani satu orang pedagang asongan saja.
Dengan berbekal tekad membantu para anak putus sekolah di sekitarnya, ia terus
berusaha memajukan usahanya.
Kemudian ia
mendapat bantuan PNPM Mandiri Perkotaan melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat
(LKM) Jatibening, ia mengakses pinjaman bergulir sejumlah Rp 500.000. Saat ini,
Aminah merupakan salah satu penerima bantuan Program Peningkatan Penghidupan
Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK), dengan dana pinjaman Rp 2 juta. Usahanya
kian berkembang, anak asuhnya pun kian bertambah.