BKM Jatiwaringin
Kerja sama antara BKM Jatiwaringin bersama KSP Swamitra As-Syafiiyah, sampai dengan akhir Oktober 2009, terdapat 14 orang anggota KSM yang diajukan untuk mendapat pinjaman dari KSP Swamitra As-Syafiiyah dan telah direalisasikan 4 orang nasabah, masing-masing Rp. 8 dan Rp. 10 juta ntuk masa pinjaman 12 bulan. Berikut adalah 14 orang calon nasabah yang diiajukan oleh BKM, yaitu : 1.Sri Sudarni, Rp.10.000.000. 2. Samsidar, Rp. 10.000.000, 3. Komaruddin, Rp.10.000.000 dan 4. Nuraini, 8.000.000.
Kegiatan kemitraan antara BKM Jatiwaringin dan KSP Swamitra As-Syafi’iyah dinilai masih belum berkembang optimal. Berdasarkan pantauan bersama yang dilakukan oleh Bank Dunia pada 16 September 2009, dihadiri oleh Bapak Djumadi dan Andri Thamrin, diharapkan agar BKM dapat memperdalam persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap calon nasabah. Hal lainnya adalah pengembangan database KSM sehingga memperoleh calon nasabah yang kredible dan dalam jumlah yang cukup besar.
Pada 28 Oktober 2009 dilakukan kembali pertemuan lanjutan dalam rangka pemantauan perkembangan kemitraan antara BKM Jatiwaringin dan KSP Swamitra As-Syafi’iyah. Acara yang dihadiri oleh perwakilan Bank Dunia, yaitu Andri Thamrin, Evi Ervitasari , Patricia & Djumadi perwakilan KMP, yaitu Susi dan Kusnan Efendi, menghasilkan suatu gagasan agar BKM mengajukan calon nasabah dalam jumlah yang cukup besar. Hal tersebut untuk mengukur sisi kualitas dan kuantitas dalam rangka memberikan penilaian dan evaluasi terhadap kemitraan yang selama ini telah berjalan.
Beberapa hambatan yang mengemuka, antara lain : Minimnya jumlah calon nasabah yang diajukan BKM, Perbedaan penerapan bunga bagi nasabah umum dan calon nasabah yang diajukan BKM, yaitu 2,2 % flat/bulan, Adanya kuitansi kosong yang harus ditandatangani oleh calon nasabah dan Wajib adanya persyaratan Sertifikat, rekening listrik, rekening telepon, PBB, kartu nikah dan BPKB kendaraan bermotor.
Meski demikian, Pihak Bank Dunia dan KMP tetap berharap agar BKM berusaha lebih keras untuk melanjutkan jalinan kemitraan tersebut. Disampaikan bebarapa hal, sebagai sisi positif yang dapat diperoleh oleh BKM, yaitu :BKM mendapat transfer pengetahuan mengenai pengelolaan pinjman bergulir dari pihak Swamitra Assyafi’iyah, Alokasi dana pinjaman bergulir yang dipergunakan oleh KSM yang telah lulus seleksi, dapat dialihkan ke KSM Baru yang relatif lebih banyak penerima manfaatnya, Membantu masyarakat yang belum terfasilitasi oleh pihak perbankan menjadi layak untuk mengakses pinjaman di perbankan dan Untuk anggota BKM Jatiwaringin sendiri dapat ikut mengakses pinjman ke Swamitra Assyafi’iyah
BKM Amaliah Jaya
Terkait perkembangan kemitraan antara BKM Amaliah Jaya bersama KSP Swamitra Jasa Utama Pekayon dengan MoU yang ditandatangani bersama pada 20 Mei 2009, perkembangannya berjalan sangat lambat dan cukup tertinggal jauh dibanding BKM Jatiwaringin. Beberapa hal menjadi penyebab, antara lain : Proses identifikasi calon nasabah belum dilakukan secara maksimal. BKM hanya mampu mengajukan 2 calon nasabah dan kedua bukan hasil binaan UPK, Penerapan aturan pinjaman bergulir di BKM telah melenceng dari SOP, terdapat pinjaman secara per orangan dengan dana lebih dari Rp. 2 juta dan melakukan pinjaman lebih dari 4 kali. Hal ini berdampak menimbulkan pembelajaran yang instant pada masyarakat dengan pemahaman : daripada mengajukan pinjaman pada KSP Swamitra Jasa Utama dengan persyaratan yang cukup rumit sementara dana pinjaman yang diperoleh tidak jauh berbeda dari dana pinjaman yang diberikan oleh UPK BKM, Adanya persyaratan Sertifikat, rekening listrik, rekening telepon, PBB, kartu nikah dan BPKB kendaraan bermotor, dirasakan sebagai hal yang sangat sulit untuk dipenuhi.
Hasil pertemuan antara perwakilan Bank Dunia beserta KMP dengan pihak BKM pada 4 Nopember 2009, menghasilkan beberapa hal, antara lain : Sosialisasi yang menyeluruh dan berkesinambungan, Percepatan identifikasi calon nasabah dan koordinasi yang intensif antara BKM dan KSP Swamitra Jasa Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar